Calon gubernur DKI dari PKS Jakarta Hidayat Nurwahid mengingatkan, lembaga survei tidak boleh mensabotase kedaulatan rakyat, sehingga seolah-olah pilkada sudah selesai, rakyat tidak perlu repot-repot lagi memilihi hanya karena pemenanganya sudah ditentukan.
"Kalau itu terjadi, berarti telah terjadi pengarahan opini oleh lembaga survei tertentu dan itu sesungguhnya tidak fair dalam pilkada," kata Hidayat kepada Rakyat Merdeka Online (Senin, 9/4).
Karena itu, mantan Presiden PKS ini berharap masyarakat mengkritisi seluruh hasil survei agar hasil pilkada berkualitas. Diharapkan, pemenang pilkada adalah pilihan rakyat bukan karena arahaan lembaga survei tertentu.
Hal itu disampaikan Hidayat menanggapi hasil survei Lingkaran Survei Indonesia (LSI), yang menempatkan pasangan incumbent Fauzi Bowo-Nachrowi Ramli berpeluang menang dalam satu putaran, dengan mengantongi suara 49,1 persen.
Apakah Anda melihat survei LSI itu untuk penggiringan opini?
"Faktanya, hasil yang ditampilkan itu kemudian didramatisasi media massa. Bisa saja itu menjadi penggiringan opini untuk kandidat tertentu. Kedua, presentasi yang ditampilkan jomplang sekali. Tapi apa pun itu, survei ya survei, pilkada ya pilkada," tandas mantan Ketua MPR ini. [zul]
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: