Tapi, saat ini gedung berlantai tujuh itu telah dimiliki oleh Muhammadiyah. Pasalnya, pengusaha batik asal Pekalongan yang akrab disapa SB itu telah mewakafkan gedung tersebut ke organisasi keislaman terbesar di Indonesia itu.
Sumber Rakyat Merdeka Online menyebutkan, sebenarnya SB sudah lama ingin mewakafkan gedung tersebut. Tapi, SB masih menunggu pengurus PAN hengkang dulu dari gedung tersebut. Karena sebelumnya disebutkan, PAN akan menempati gedung baru milik PAN sendiri, setelah partai berlambang matahari biru itu dipimpin oleh Hatta Rajasa.
"Tadinya SB tunggu mereka pindah dulu, biar nggak rame. Tapi sampai setengah periode, nggak pindah-pindah," katanya petang tadi.
Dia menjelaskan, sebenarnya status gedung tersebut adalah sewa.
"Dulu itu mau dihibahkan SB ke PAN. Tapi secara undang-undang nggak bisa. Karena (harga gedung itu) melebihi batas maksimum sumbangan (individu) ke partai politik. Nah, gedung itu dikelola yayasan. PAN-lah yang sewa ke yayasan dengan uang sewa Rp.0," jelasnya.
"Nah, yang miliki itu yayasan. Tapi yayasan ini milik SB," jelasnya lagi.
Tapi dia sudah lupa apa nama yayasan tersebut.
Apakah SB sudah memberi tahu ke pengurus PAN bahwa akan diwakafkan ke Muhammadiyah?
"Saya tidak tahu juga. SB sebenarnya tidak mau banyak omong soal ini. Nanti dikira sakit hati atau bagaimana, gito loh," jelasnya.
Kemarin, SB bersilaturrahim ke Muhammadiyah. Di hadapan Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin bersama jajaran pengurus lain, SB mengikrarkan mewakafkan gedung tersebut. Tentu bersama tanahnya. "Memang proses legalnya belum," katanya lagi.
Sekretaris PP Muhammadiyah Abdul Muthi yang dikonfirmasi Rakyat Merdeka Online sesaat lalu, tidak membenarkan tapi juga tidak menyangkal kabar itu. Dia hanya meminta agar ditanyakan langsung ke SB. "Sebaiknya ditanyakan ke Mas SB saja," ungkap Muthi singkat sambil menutup ujung telepon. [zul]
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: