"Salah satu arahannya yaitu Fraksi segera mengambil sikap menolak rencana pemerintah menaikkan harga BBM," ujar Sekretaris Fraksi Hanura Saleh Husin kepada
Rakyat Merdeka Online sesaat lalu (Kamis, 1/3).
Hanura menolak kebijakan pemerintah itu karena kenaikan harga BBM akan mengakibatkan berbagai harga lainnya akan ikut naik seperti kebutuhan sembilan bahan pokok dan kebutuhan masyarakat lainnya. Otomatis, hal itu akan semakin menyusahkan dan menambah penderitaan masyarakat secara luas.
"(Padahal) ada cara lain untuk meningkatkan pendapatan negara dari sektor migas (minyak dan gas). Yaitu, renegosiasi penjualan gas ke China; efesiensi import minyak; dan
management cost recovery agar dibenahi," ungkap anggota Komisi V DPR ini.
Sikap Hanura yang menolak kenaikan harga BBM ini secara otomatis juga menolak rencana pemerintah yang akan memberikan bantuan tunai kepada masyarakat tidak mampu sebagai bentuk kompensasi atas kebijakan menaikkan harga BBM tersebut. Bagi Hanura, kebijakan itu justru akan membuat masyarakat malas sementara sebenarnya yang dibutuhkan masyarakat adalah kemudahan berusaha dan penyediaan lapangan kerja baru.
"BLT lebih banyak mudaratnya daripada manfaatnya," tegas Saleh.
Karena itu Saleh tidak menampik tudingan banyak kalangan bahwa kebijakan pemberian BLT ini bermotif politik. Pemerintah perlu melakukan itu di tengah anjolknya citra pemerintah di tengah masyarakat. Apalagi berkaca pada pengalaman tahun lalu, dimana BLT diberikan jelang pelaksanaan Pemilihan Umum. Makanya, lanjut Saleh, pemberian BLT ini wajar dikaitkan banyak kalangan bermotif politik.
[ysa]
BERITA TERKAIT: