"Teror tadi malam sekitar pukul 22.00, teman kami Johanes ditabrak di Jalan Pajajaran saat berkendara motor. Jelas itu terkait dengan rencana aksi hari ini," kata salah seorang mahasiswa Pakuan, Munir, saat dihubungi sesaat lalu, Rabu (15/2).
Dari keterangan Johanes, ungkap Munir, pelaku berjumlah dua orang dan bermotor. Mereka menendang Johanes dari samping hingga korban terjatuh.
"Dia luka-luka, ada tulangnya yang patah, dan motornya ringsek. Yang bersangkutan diistirahatkan di sebuah tempat di Bogor," jelasnya.
Tidak lama setelah mendapat kabar teror itu, Munir mengetahui bahwa kampus mereka yang terletak di Jalan Pakuan disisir oleh belasan petugas polisi.
"Mereka mengaku wartawan, datang ke Pakuan tanya-tanya rencana aksi ke Cikeas. Polisi
sweeping kampus dalam keadaan lagi sepi dan tidak banyak mahasiswa," terangnya.
Saat ini Munir dan beberapa rekannya dari Pakuan sedang berada di Universitas Nasional, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, dimana puluhan mahasiswa juga tengah merencanakan aksi ke kediaman Presiden di Cikeas, Bogor.
"Kami terus pantau kondisi terakhir, apakah teror masih terjadi pada teman-teman aktivis," tutupnya.
Rencana aksi Geruduc hari ini adalah kedua kalinya setelah pada 25 Januari lalu gagal ke Cikeas karena dihadang ratusan polisi di depan kawasan Bumi Perkemahan Cibubur. Tuntutan aksi kali ini, tidak jauh berbeda dengan tuntutan aksi sebelumnya. Geruduc menilai pemerintahan SBY sudah tidak efektif dan tidak berguna, karena itu segala gaji dan fasiltas kepresidenan untuk SBY harus dihentikan.
Menurut Koordinator Aksi, Yos, aksi ini akan diberangkatkan dari tiga titik atau tiga penjuru. Kelompok pertama berangkat dari Tugu Proklamasi melalui Tol Jagorawi-Cibubur. Kelompok kedua berangkat dari Kampus Universitas Islam 45 Bekasi, melalui Jalan Narogong. Kelompok ketiga berangkat dari Kampus Universitas Pakuan, Bogor, melalui Jalan Gunung Putri-Cileungsi.
[ald]
BERITA TERKAIT: