Demikian disampaikan anggota Komisi I DPR, Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas), usai rapat bersama Komisi I dengan Menhan, Menkeu, Ketua Bappenas dan Panglima TNI, di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Senin (30/1).
Putra kedua Presiden itu menganjurkan TNI memprioritaskan relasi dengan industri strategis dalam negeri terlebih dahulu selama dapat memenuhi standarisasi pertahanan dalam negeri. Tapi bila industri pertahanan nasional belum siap dengan teknologi, sebaiknya menyesuaikan dengan pengadopsian teknologi luar negeri asalkan mendapat keuntungan
transfer of technology (ToT) lewat pembelian alutsista tersebut.
Sekjen Partai Demokrat itu mengingatkan, ada tiga faktor penting yang harus dipertimbangan dalam pemenuhan kebutuhan alutsista TNI.
Pertama, harus memperhatikan kebutuhan masing-masing matra TNI yang disesusaikan dengan Blue Book Minimum esensial Force (MEF), tentunya dengan melihat perbandingan sistem persenjataan negara tetangga.
Kedua, memperhatikan kesejahteraan TNI secara keseluruhan yang menyangkut sandang pangan, dan papan serta renumerasi dan fasilitas penunjang lainnya.
Ketiga, memperhatikan anggaran yang ada termasuk pendanaan dalam negeri dan mengurangi kredit ekspor (pinjaman luar negeri) demi terciptanya neraca keuangan yang stabil.
[ald]
BERITA TERKAIT: