Kembali Ditemukan Gunung yang Bisa Membuka Kajian Baru Sejarah Peradaban Nusantara

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/teguh-santosa-1'>TEGUH SANTOSA</a>
LAPORAN: TEGUH SANTOSA
  • Kamis, 22 Desember 2011, 19:28 WIB
rmol news logo Tim Katastropik Purba yang didirikan kantor Staf Khusus Presiden bidang Bantuan Sosial dan Bencana (SKP BSB) kembali merilis salah satu temuan penting, yang mereka dapatkan dalam penelitian sejarah bencana purba di nusantara.

Temuan penting yang disampaikan salah seorang asisten SKP BSB, Anwar Syadat, itu dikenal sebagai situs Gunung Padang yang berada di perbatasan Dusun Gunung Padang dan Panggulan, Desa Karyamukti, Kecamatan Campaka, Cianjur, Jawa Barat. Penelitian lebih lanjut mengenai situs Gunung Panjang ini dipercaya dapat membuka kajian baru sejarah peradaban nusantara.

Anwar Syadat mengatakan, penelitian yang mereka lakukan di tempat itu untuk melengkapi hasil penelitian, data dan informasi atas penelitian sebelumnya. Dari penelitian yang mereka lakukan diketahui bahwa patahan Cimandiri merupakan patahan aktif di Sukabumi Selatan yang memanjang dari Pelabuhan Ratu, Sukabumi, Cianjur sampai Padalarang.

“Riset awal kami didasarkan pada kebutuhan mitigasi bencana dan upaya mencari sumber bencana purba yang pernah terjadi,” ujar Anwar Syadat (Kamis petang, 22/12).

Menurut catatan yang berhasil mereka kumpulkan dalam seratus tahun terakhir setidaknya terjadi tujuh gempa bumi besar di kawasan itu. Di tahun 1900 gempa bumi terjadi di Pelabuhan Ratu, lalu di Padalarang (1910), Conggeang (1948), Tanjungsari (1972), Cibadak (1973), Gondasoli (1982) dan Sukabumi (2001).

Situs Gunung Padang pertama kali dilaporkan oleh N.J. Krom, seorang peneliti kepurbakalaan di zaman Belanda, dalam laporan tahunan Dinas Purbakala Hindia Belanda (Rapporten van den Oudheidkundigen Dienst in Nederlandsch-Indie) tahun 1914.

Situs ini kemudian dilaporkan kembali keberadaannya pada tahun 1979 oleh penduduk setempat kepada pemerintah daerah.

Menurut Anwar, situs prasejarah peninggalan kebudayaan megalitikum di Jawa Barat seluas kurang kurang lebih 900 meter persegi, terletak di ketinggian 885 meter di atas permukaan laut (mdpl). Sekitar tiga hektar dari kawasan ini membentuk punden berundak terbesar di Asia Tenggara. [guh]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA