CAPIM KPK

Jawaban Konyol Aryanto Sutadi Tanda Dirinya Calon Pelindung Koruptor

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/aldi-gultom-1'>ALDI GULTOM</a>
LAPORAN: ALDI GULTOM
  • Selasa, 29 November 2011, 09:56 WIB
Jawaban Konyol Aryanto Sutadi Tanda Dirinya Calon Pelindung Koruptor
aryanto sutadi/ist
RMOL. Seleksi calon pimpinan KPK yang sudah berjalan satu hari kemarin dan akan berlanjut hari ini tidak hanya menjadi sorotan tajam seluruh anggota Komisi Hukum DPR yang bertugas menguji kelayakan calon dan politisi-politisi DPR, tapi juga menyita perhatian masyarakat luas.

Hal tersebut tidaklah mengherankan, karena seleksi pimpinan baru berlangsung di tengah tingkat kepercayaan publik yang melorot pada kinerja pimpinan KPK yang lama. Selain itu, ada yang menarik pada seleksi dua calon, Abraham Samad dan Irjen (Purn) Aryanto Sutadi, kemarin.

Selain Abraham Samad yang menyebut Ketua KPK Busyro Muqoddas bak seorang artis sinetron karena hanya sibuk bicara dan mencari popularitas, ada pula pernyataan kontroversial dari Aryanto Sutadi yang memancing kritik.

Dalam pendapat Aryanto, rekening gendut para perwira tinggi Polri sebaiknya tidak usah dipolemikkan karena selama puluhan tahun para petinggi polisi bisa berbisnis sehingga mendapat penghasilan di luar gaji. Seperti diketahui, kasus rekening gendut para petinggi kepolisian sempat diklarifikasi internal Polri, dan hasilnya dianggap wajar. Penilaian itu pun mendapat kritik keras dari publik dan hingga kini masih menyisakan tanda tanya besar.

Wakil Ketua Komisi I DPR, Mayjen (Purn) TB Hasanuddin mengatakan, jawaban Aryanto Sutadi di hadapan Komisi III DPR itu sebagai jawaban yang konyol.

"Jawaban itu konyol, karena aturan dan UU justru melarang seorang pejabat negara termasuk polisi untuk berbisnis. Apalagi bisnisnya itu karena alasan jabatannya," lugas TB Hasanuddin kepada Rakyat Merdeka Online, Selasa (29/11).

Mantan Sekretaris Militer Presiden ini mengatakan, dengan pernyataannya tersebut otomatis Aryanto sudah memberi sinyal kepada rakyat dan DPR bahwa dia tipe orang yang bakal menjadi pelindung koruptor. 

"Dia akan menjadi pelindung koruptor atau permisif terhadap mereka yang merampok uang negara. Sangat disayangkan mengapa justru lolos dari panitia seleksi calon pimpinan KPK. Mengerikan sekali," tandas politisi PDI Perjuangan ini.[ald]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA