Klaim ini disampaikan sejumlah pemandu pendakian di Kilimanjaro dari Marangu Gate (1.828 mdpl) yang mendampingi Sabar Gorky dan empat pendaki lainnya dari tim Ekspedisi Rakyat Merdeka yang mendaki puncak gunung tertinggi di benua Afrika tersebut.
Pemandu Senior Gilbert Kasaba, di Moshi, Tanzania menyatakan salut kepada Sabar Gorky karena meski memiliki cacat tubuh yakni tanpa satu kaki, tapi tak kalah dengan pendaki normal lainnya. Bahkan, kemampuannya melebihi pendaki normal dan menjadi penyemangat bagi kedua pelajar SMA 68 yang menyertainya.
Ketika ditanya apakah ada pendaki tunadaksa seperti Sabar yang berhasil mencapai puncak gunung Kilimanjaro, Gilbert berpikir sejenak. Setelah itu dia mengatakan, kalau sepengetahuannya belum ada pendaki tunadaksa seperti Sabar yang menapakkan atau mendaki puncak Kilimanjaro.
"Belum pernah," kata Gilbert Kasaba kepada
Rakyat Merdeka Online sebelum meninggalkan Hotel Springland, Moshi, Kilimanjaro (Rabu, 16/11).
Gilbert yang lebih dari 150 kali mendaki gunung Kilimanjaro, mengatakan kalau sepengetahuannya memang pernah ada pendaki yang naik kursi roda mendaki gunung Kilimanjaro. Seingat Gilbert, pendaki itu berasal dari Afrika Selatan bernama Bernard Goosen. Tahun 2007 Bernard mendaki Kilimanjaro. Namun dia mendaki tidak seperti Sabar Gorky, yang menggunakan kekuatan dan ketrampilannya sendiri dalam mendaki.
"Pendaki asal Afrika Utara itu duduk di atas kursi roda yang digotong dan ditarik sejumlah pemandu dan porter," ujar Gilbert yang bangga bisa menjadi pendamping Sabar Gorky.
"Beda sekali dengan Sabar. Dia bersemangat, dan benar-benar mengandalkan fisik dan teknik dalam mendaki," terangnya.
[dem]
BERITA TERKAIT: