"Jurnalis adalah juru potret yang dapat diandalkan, yang merekam berbagai persoalan yang terjadi di Indonesia. Analisa mereka dapat diandalkan dalam membaca persoalan dari perspektif yang lebih luas dan dalam," ujar Ketua Umum PPIM, Zulham Effendy, ketika dihubungi
Rakyat Merdeka Online.
"Kalau kita melihat ke belakang, ke sejarah kebangsaan kita, tampak jelas bahwa jurnalis adalah kelompok yang pertama kali menanamkan gagasan kebangsaan Indonesia. Misalnya Tirto Adi Suryo dan jurnalis-jurnalis muda di masa itu," sambung Zulham.
Jurnalis yang diundang dalam diskusi ini adalah Putut Prabantoro dari Gerakan Ekayastra Unmada-Semangat Satu Bangsa (dari Wartawan oleh Wartawan untuk Indonesia), Pemimpin Redaksi Rakyat Merdeka Online Teguh Santosa, Redaktur Pelaksana Berita Satu Ulin Naim Yusron, Kepala Jurnas.Com Koeswara Setiawan, dan Asisten Kepala Divisi Pemberitaan Media Indonesia Rosmery Christina Sihombing.
Diskusi yang digelar di Aula Hasanuddin, KBRI Malaysia di Kuala Lumpur ini bertema "Dicari, 'Pahalawan' Jujur yang Berani Gugur".
"Kami ingin mengingatkan bahwa pahlawan bukan hanya pendiri bangsa yang sudah meninggal dunia atau tewas dalam perang menghadapi kaum kolonial," katanya lagi.
Pahlawan, sambung mahasiswa program doktoral teknik mesin Universitas Kebangsaan Malaysia (UKM) itu, adalah siapapun manusia Indonesia yang mendarmabaktikan dirinya untuk kemajuan bangsa dan negara.
Sekitar 15 ribu mahasiswa Indonesia saat ini tengah menuntut ilmu di banyak kampus di negeri jiran itu. Jumlah ini membuat Malaysia menjadi salah satu tempat tujuan utama pemuda Indonesia yang menuntut ilmu di luar negeri.
Zulham menambahkan bahwa pelajar Indonesia di Malaysia pantas dijuluki sebagai laskar pelangi. Selain mewakili keberagaman masyarakat Indonesia, mahasiswa Indonesia di Malaysia umumnya adalah pelajar-pelajar yang membanting tulang untuk mendapatkan pendidikan.
[ald]
BERITA TERKAIT: