"Saya masih bertanya-tanya. Menurut Pak Kuntoro (Ketua UKP4) tidak ada masalah dengan kinerja. Mungkin ini jalan Allah menyelamatkan saya. Karena saya muslim dan saya telah bekerja sebaiknya, saya tawakal pada Allah. Allah mencintai orang bertawakal. Itulah keadaan diri saya," kata Fadel dalam wawancara yang disiarkan langsung oleh
Metro TV sesaat lalu (Rabu malam, 19/10).
Dia akui, beberapa waktu lalu Aburizal Bakrie bercerita padanya apa yang jadi pembahasan dengan Presiden SBY ketika presiden mengumpulkan para pimpinan partai politik.
"Pak Ical cerita pada saya, ketika di Cikeas tak pernah bicarakan nama, cuma prinsip-prinsip di kabinet, ada poin soal menteri saling bertikai di kabinet," katanya.
Terkait dengan itu, Wakil Ketua Umum Partai Golkar ini mengakui dirinya pernah membuat polemik dalam kabinet.
"Saya akui pernah buat polemik dalam impor garam, impor ikan, saya bikin program pemberdayaan garam rakyat. Mungkin ini (pencopotan) bagian dari hal-hal yang saya buat. Tapi saya tak pernah dapat keterangan resmi dari Aburizal Bakrie dan SBY," jelasnya.
Fadel menegaskan lagi bahwa dirinya betul-betul pro-rakyat dan melaksanakan ideologi kerakyatan. Mungkin saja karena itulah dia diberhentikan dengan cara tak pantas.
"Saya betul-betul pro-rakyat dan itu ideologi yang saya miliki dan saya laksanakan ideologi itu. Saya diberhentikan karena bela rakyat kecil," tegasnya.
Saat masih menjabat sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan, Fadel Muhammad sempat bertengkar dengan Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu, yang kini menjabat Menteri Pariwisata. Fadel ngotot dan meminta Beacukai agar menahan 29 ribu ton garam impor dari China untuk melindungi petani garam di Indonesia. Sementara Mari Elka Pangestu meminta agar garam impor senilai Rp 7 miliar tersebut dilepas ke pasar Indonesia.
Setelah tidak lagi menjadi menteri, Fadel berencana akan mendirikan yayasan garam untuk memperdayakan petani garam lokal. Fadel ingin membuktikan bahwa dirinya tetap tidak pernah mau mengimpor garam dari negara lain.
[ald]
BERITA TERKAIT: