Karena sejauh ini, dia melihat PKB, PPP, dan PAN, masih menginginkan angka ambang batas tetap 2,5 persen, seperti pada pemilihan umum 2009 lalu. Paling, kalau mau ditingkatkan, hanya berani sebesar 3 persen.
"Hanya satu yang punya keberanian yaitu PKS," kata Slamet dalam diskusi publik dan buka puasa bersama dengan tema Menggagas Konsolidasi Kekuatan Politik Umat Islam Menyongsong 2014, yang digelar Pemuda Muhammadiyah dan Pemuda Muhammadiyah di gedung dakwah Muhammadiyah Jalan Menteng Raya, Jakarta Pusat, petang ini.
Padahal melalui peningkatan ambang batas ini, sistem presidensial, yang dianut saat ini, bisa dikuatkan. Karena akan terjadi penyederhanaan partai politik. Nah kelebihannya, masih kata mantan politisi Partai Golkar ini, penyederhanaan partai ini dilakukan oleh rakyat, bukan dipaksakan pemerintah.
Dia mengidealkan, ambang batas Parlemen 2014 itu sebesar 10 persen. Makanya, dia menantang, ada partai Islam yang berani mendorong hal tersebut. Menurutnya, kalau partai Islam dan partai yang berbasis Islam ngotot mempertahakan ambang batas 3 persen, itu sama saja melestarikan keadaan umat Islam yang cerai berai dalam banyak hal termasuk dalam plitik. Tapi kalau ditingkatkan menjadi 10 persen, umat Islam yang cerai berai ini dipotong karena dipaksa untuk bersatu.
"Kalau parliamentary treshold (ambang batas) 10 persen, ini akan memaksa Hatta Rajasa, Suryadharma Ali, Muhaimin Iskandar bersatu menghadapi realitas yang sulit ini. Otomatis akan terjadi penyatuan kembali, terjadi konsolidasi di tengah partai Islam dan umat Islam," tandasnya, buru-buru menepis bahwa usulannya itu dipengaruhi Partai Golkar, yang mendorong ambang batas 5 persen
.
[dem]
BERITA TERKAIT: