Sebelumnya kalangan aktivis menduga, Nazaruddin ketakutan pulang ke Indonesia karena belajar dari kematian Bendahara Umum Partai Demokrat Zainal Abidin pada Juni 2009. Zainal meninggal di RS Husada, Jakarta karena serangan jantung.
Tapi, bagi sebagian kalangan, kematian Zainal dianggap masih penuh misteri, tak sedikit yang menilai tidak wajar. Dalam bahasa aktivis 77/78, Hatta Taliwang; entah serangan jantung atau diserangan-jantungkan. Pasalnya, Zainal meninggal sebelum sempat mengklarifikasi soal sumbangan dana untuk kampanye SBY-Boediono sebesar Rp 9,5 miliar yang sempat dipermasalahkan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu).
Ketua DPP Partai Demokrat, Sutan Bhatoegana, membantah keras isu tak sedap itu.
"Kalau orang sudah apriori, pasti ada saja yang dirumorkan," ujar Sutan keras.
Menurutnya, tidak pantas memperdebatkan kematian seseorang yang sudah jelas didiagnosa sakit.
"Tidak ada yang misterius, dia sakit jantung. Jangan apriori," sebutnya lagi.
Sutan mengatakan, berani atau tidaknya Nazaruddin dari persembunyian tidaklah terkait dengan Demokrat. Nazaruddin seharusnya memiliki kesadaran sendiri untuk membuktikan kebenaran semua tuduhannya.
"Ada pepatah berkata, berani karena benar, takut karena salah. Anda saja yang menjabarkan itu," pungkasnya.
[ald]
BERITA TERKAIT: