Ini Puisi Duka untuk Ruyati yang Dihukum Mati di Arab Saudi

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/zulhidayat-siregar-1'>ZULHIDAYAT SIREGAR</a>
LAPORAN: ZULHIDAYAT SIREGAR
  • Minggu, 03 Juli 2011, 14:11 WIB
Ini Puisi Duka untuk Ruyati yang Dihukum Mati di Arab Saudi
ruyati/ist
rmol news logo . Dua pekan telah berlalu sejak Ruyati binti Satubi, seorang tenaga kerja Indonesia asal Bekasi, Jawa Barat, dihukum mati di Arab Saudi. Wanita berusia 54 tahun itu dinyatakan bersalah karena membunuh majikannya, Khairiya bin Hamid Mijlid.

Sampai kini belum ada kejelasan sama sekali mengenai peristiwa pembunuhan itu. Banyak yang menduga pengadilan atas diri Ruyati tidak berlangsung adil. Banyak yang percaya Ruyati hanya sekadar membela diri. Bukankah ini adalah kali ketiga ia bekerja di Arab Saudi? Dan bukankah sebelumnya ia tak punya persoalan sama sekali.

Tetapi kalau pun membela diri, pertanyaannya adalah membela diri dari apa? Siksaan majikan?

Pertanyaan inilah yang sampai sekarang masih belum terjawab. Menurut banyak kalangan, sebab dari ketiadaan penjelasan ini karena negara absen dalam memberikan perlindungan hukum.

Sebelum Ruyati dieksekusi, pemerintah Indonesia tak menerima informasi apa-apa dari pihak Arab Saudi. Ada yang menyesalkan dan mengutuk pemerintah Arab Saudi itu. Tetapi, tak sedikit pula yang menyayangkan mengapa Kedubes RI di Arab Saudi tak proaktif dan menyediakan diri untuk membela Ruyati.

Pemerintah Indonesia memprotes Arab Saudi yang terlalu menutup diri. Protes ini dijawab Arab Saudi dengan membekukan semua visa baru bagi pembantu rumah tangga Indonesia.

Ruyati sudah dihukum mati. Jenazahnya dimakamkan di pemakaman umum yang ada di kota Mekkah.

Apakah akan ada Ruyati-Ruyati lain setelah ini? Wallahu A'lam bisshowab.

Simaklah puisi Langit Terbelah yang ditulis aktivis Adhie Massardi untuk mengenang kisah Ruyati berikut ini:

LANGIT terbelah

Bumi basah darah
Wanita paruh baya
Terkulai tanpa daya

Kini kepala sudah terpisah
Dari tubuh penuh amarah
Algojo yang bengis
Tak hirau jerit tangis

Tak ada yang merasa bersalah
Presiden terus berkeluh kesah
Lapangan kerja hanya janji
Dan semua itu sudah basi.

Jakarta, 020611


Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA