"Harus diperdalam lagi, Dubes itu menyatakan tidak pernah minta maaf soal yang mana? Kalau Pak Marty bilang kan Dubes (Saudi) sudah minta maaf untuk urusan tidak memberitahu soal pemancungan. Tapi Dubesnya mengaku tidak minta maaf," kata Wakil Ketua Komisi I DPR, TB Hasanuddin, kepada
Rakyat Merdeka Online, jumat (24/6).
TB menduga, ada perbedaan di antara kedua pejabat itu tentang permintaan maaf yang disampaikan.
"Bisa jadi Pak Marty anggap minta maaf karena tidak memberitahu waktu pemancungannya, padahal Dubes minta maaf karena dihukum mati. Jadi memang ya harus klarifikasi keduanya," tegas TB.
Dalam rapat antara Kementerian Luar Negeri dengan Komisi I (Senin, 20/6), kata TB, Marty tidak membahas soal permintaan maaf dari Dubes Saudi karena saat itu Komisi I masih fokus mencecar soal Dubes Indonesia untuk Arab Saudi yang "kecolongan."
Tapi kalau pada akhirnya nanti Marty yang tebukti berbohong, maka menteri berkacamata itu harus menunjukkan malu dengan mengundurkan diri dari jabatannya.
"Kalau dia ketahuan berbohong akan lebih terhormat kalau dia mundur saja. Tapi kalau
misunderstanding lain masalah," tegasnya.
Namun dia juga merasa kesal dengan Arab Saudi yang terkesan pongah karena terkesan tertutup soal pemancungan Ruyati.
"Ya, begitulah mereka," singkatnya.
[ald]
BERITA TERKAIT: