MEMBURU NAZARUDDIN

Tommy: Kasihan SBY Tampak Seperti Macan Ompong

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/teguh-santosa-1'>TEGUH SANTOSA</a>
LAPORAN: TEGUH SANTOSA
  • Sabtu, 18 Juni 2011, 15:47 WIB
Tommy: Kasihan SBY Tampak Seperti Macan Ompong
preside sby/ist
rmol news logo Presiden SBY mengimbau mantan Bendahara Umum Partai Demokrat, Muhammad Nazaruddin, segera kembali ke Indonesia untuk memenuhi panggilan Komisi Pemberantasan Korupsi. Nazaruddin dipecat dari posisinya di DPP partai yang didirikan SBY itu karena terindikasi terlibat dalam sejumlah kasus fulus, terutama upaya penyuapan Sekjen Mahkamah Konstitusi.

Imbauan SBY ini, juga imbauan serupa yang disampaikan Ketua Umum Partai Demokrat, Anas Urbaningrum, menguap begitu saja. Nazaruddin bergeming dalam pelariannya.

“Kasihan Presiden SBY, jadi tampak seperti macan ompong. Dia pasti serba salah,” ujar Tommy Dianto, satu dari lima orang yang atas inisiatif sendiri mencari Nazaruddin di Singapura.

Tommy dan empat kawannya tiba di Singapura hari Selasa lalu (14/6) dari Batam, Kepulauan Riau. KBRI di Singapura tak mengizinkan mereka mendirikan posko pencarian Nazaruddin di lingkungan Kedubes. Akhirnya mereka menginap di luar pagar. Sehari kemudian, kelima orang itu dijemput polisi Singapura. Paspor kelimanya ditahan.

Jumat pagi (17/6), Tommy diutus teman-temannya untuk mengambil paspor mereka. Dia kembali diinterogasi sebelum akhirnya dikirim pulang ke Jakarta dengan menggunakan pesawat Batavia.

Dari pertemuan dan persilangan pendapat dengan pihak KBRI, Tommy menilai, ada yang mencurigakan. Seolah KBRI di Singapura menutupi sesuatu. Seolah KBRI di Singapura tahu di mana Nazaruddin, dan juga koruptor lain yang kabur ke negara itu, berada.

“Selama ini kita selalu dicekoki informasi yang mengatakan, kita tidak punya perjanjian ekstradisi dengan Singapura, sehingga kita tidak bisa menangkap mereka yang kabur ke negara itu. Padahal yang terjadi sesungguhnya, aparat Indonesia yang melindungi orang-orang itu,” kata dia lagi.

Pejabat polisi Singapura di kantor Tanglin, Mr. Singh, kepada Tommy dkk mengatakan, polisi Singapura mau menangkap Nazaruddin. Toh tidak sulit untuk menemukan dimana Nazaruddin. Apalagi Nazaruddin bisa berhubungan menggunakan telepon selular dengan orang-orang tertentu di Jakarta.

“Singapura ini kota kecil. Jumlah penduduknya tidak sebanyak Jakarta. Tikus saja sampai diberi nama karena terlalu sedikit jumlahnya. Asalkan ada perintah dari Indonesia, polisi Singapura pasti bisa menemukan kordinat keberadaan Nazaruddin,” demikian Tommy menirukan penjelasan Mr. Singh. [guh]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA