Demokrat, Sia-sia Menyembunyikan Bangkai Gajah!

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/aldi-gultom-1'>ALDI GULTOM</a>
LAPORAN: ALDI GULTOM
  • Jumat, 17 Juni 2011, 12:31 WIB
RMOL. Nyanyian mantan Bendahara Umum Partai Demokrat Muhammad Nazaruddin tentang keterlibatan anggota Komisi X DPR, Angelina Sondakh dan Wakil Ketua Badan Anggaran DPR, Mirwan Amir dalam suap proyek wisma atlet SEA Games, Palembang merobek lebih lebar tabir kebohongan Partai Demokrat.

Nazaruddin menyebut mantan Sekretaris Kementerian Pemuda dan Olahraga, Wafid Muharram, mengalirkan uang suap ke kedua rekannya di Demokrat itu. Pentolan Komisi X dari Fraksi PDI Perjuangan, Wayan Koster, juga ditunjuk sebagai yang kecipratan.

Masih ingat dengan jelas pada pertengan Mei lalu, Tim Pencari Fakta Partai Demokrat yang diketuai Benny Kabur Harman mengklaim sudah memeriksa Angelina Sondakh dan Mirwan bersama dengan Nazaruddin. Benny menuturkan, pemeriksaan berlangsung selama kurang lebih dua jam dan menghasilkan kesimpulan tidak ada keterkaitan Nazaruddin, Angelina dan Mirwan dengan suap di kantor Andi Mallarangeng.

Masih kata Benny, Nazaruddin mengaku bahwa dia tidak punya hubungan dengan tersangka suap Sesmenpora, Mindo Rosaline Manullang. Nazaruddin membantah keterlibatannya dalam kasus ini. Belakangan, bantahan Nazaruddin akhirnya gugur sendiri karena dalam kasus sua PLTS Mindo Rosaline Manullang mengakui kalau dirinya memiliki hubungan dengan Muhammad Nazaruddin dan  istrinya, Neneng Sri Wahyuningsih.

Sedangkan Angelina Sondakh kepada TPF mengungkapkan, panitia anggaran Komisi XI dan semua anggota Komisi menyetujui pembangunan Wisma Atlet. Soal pelaksana proyek, Angelina mengaku  tidak tahu karena sepenuhnya urusan Kementerian Pemuda dan Olahraga.

Semua itu buyar. Testimoni singkat Nazaruddin lewat telepon kepada sejumlah wartawan di Jakarta kemarin malam, mengumbar hasil penyelidikan sebenarnya TPF Demokrat. Nazaruddin tegaskan bahwa penyelidikan TPF menemukan keterlibatan Angelina Sondakh dan Mirwan Amir. Dikabarkannya, Mirwan yang adalah petinggi Badan Anggaran DPR membagikan uang itu ke seluruh pimpinan Banggar.

Nazaruddin ingat, Angelina Sondakh menceritakan soal keterlibatannya dalam suap Sesmenpora di depan hidung personel TPF Demokrat. Soal detailnya, dia meminta TPF yang beranggotakan diantaranya Ruhut Sitompul, Edy Ramli Sitanggang dan Jafar Hafsah membuka ke masyarakat. Jika tidak, dirinya sendiri yang akan meneruskan "nyanyian" bait per bait hingga "lagu" tentang suap menyuap di Kemenpora itu lengkap terungkap.

Memang TPF terkesan tertutup pada publik selama ini. Wakil Ketua Umum Partai Demokrat (PD) Jhonny Allen Marbun, pernah menyatakan bahwa timnya tidak pernah melaporkan hasil penyelidikan TPF kepada publik secara resmi. Tapi, kebohongan demi kebohongan terbuka perlahan. Sepintar-pintarnya tupai melompat pasti akan jatuh juga. Sejauh-jauhnya bangkai disimpan, baunya tercium juga.

Demokrat kini bagaikan sedang menyembunyikan bangkai gajah yang sangat besar. Siapa saya yang coba menyembunyikan bangkai gajah pasti merasa kewalahan, lelah setengah mati dan ujungnya mustahil orang lain tidak menemukannya.

Semakin terbukti, Demokrat bukanlah partai politik yang solid dan bersih-bersih amat. Nazaruddin yang merasa ditumbalkan mulai masuk kategori peniup peluit (whistle blower), dan bunyi peluit itu pasti akan sangat panjang.

Dan, bicara kebohongan, masyarakat akan teringat kembali pada pernyataan para tokoh lintas agama tentang kebohongan-kebohongan pemerintahan SBY-Boediono. Tidak heran, kebohongan pun melekat pada Partai Demokrat sebagai partai terbesar dan berkuasa di eksekutif maupun legislatif.

Sementara beberapa hari lalu, Wakil Ketua BK Nudirman Munir berjanji akan ada pemeriksaan terhadap Angelina Sondakh pada pekan depan, yang adalah pemeriksaan perdana. BK akan tetap memeriksa walau secara hukum kasus sudah ditangani KPK dengan tersangka mantan Sesmepora Wafid Muraram (penerima suap), Mido Rosalina Manulang (broker) dan El Idris (pemberi suap dari PT DGI).[ald]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA