Pengakuan itu dinyatakan Akbar Tanjung saat wawancara yang ditayangkan
live dari studio
Metro TV, Jakarta, Jumat petang (3/6). Tapi telepon itu tidak disambut oleh Ramadhan Pohan.
"Untuk meyakinkan siapa Mr. A, saya telepon dia tapi tidak diterima," akunya.
Ramadhan Pohan, yang juga diwawancara, membantah pernah mendapat telepon Akbar Tanjung ke ponselnya.
"Kalau Abang telepon keluar pasti keluar nama AT (di ponsel), tapi ini tidak pernah keluar," bantahnya.
Kepada Akbar Tanjung, Ramadhan mengungkapkan alasannya mengapa serangan yang disebutnya
underground dari Mr. A kepada Demokrat tidak dibukanya terang-terangan ke publik.
"Serangan
underground tapi kita bahas terbuka kan enggak masuk akal," ucapnya.
Akbar Tanjung yang sudah bergelimang pengalaman politik tidak setuju dengan pandangan Ramadhan. Dia mengajak Ramadhan lebih transparan.
"Kalau sudah sebut Mr. A pasti di benak anda sudah ada bayangan siapa orang itu. Kemukakan saja. Siapa Mr. A itu kan ditanya publik. Kalau tidak mau terbuka katakan kepada polisi, jaksa, intelijen biar mereka lakukan pengawasan terhadap tokoh A yang dicurigai itu," tegasnya.
Tidak mau kalah, Ramadhan mencoba jurus mengelak yang lain. Dia mengklarifikasi kronologi soal penyataannya menyangkut Mr. A.
"Ketika berhadapan dengan wartawan saya tidak bicara khusus Mr. A. Saya bicara untuk tanggapi saja SMS gelap kepada SBY. Ada fitnah soal kami punya Rp 47 triliun. Lalu saya bicara Mr. A," kata anggota Komisi II itu.
[ald]
BERITA TERKAIT: