"Ingat, Demokrat bukan partai besar, tapi telanjur besar akibatnya terlalu banyak faksi," ujar pakar ilmu politik Universitas Indonesia, Iberamsjah, kepada
Rakyat Merdeka Online, sesaat lalu (Jumat, 3/6).
Dia mencontohkan, ada beberapa faksi kedaerahan yang mewarnai Demokrat. Faksi Sulawesi diwakili Andi Mallarangeng, Faksi Sumatera dengan tokohnya Marzuki Alie, Faksi Jawa yang dipimpin Anas Urbaningrum, atau Faksi HMI. Profesor ilmu politik ini mengibaratkan Demokrat bak anak SMA yang terburu-buru ingin meraih gelar Doktor.
"Kelas mereka masih SMA tapi mau gelar doktor. Perekat di antara mereka hanya SBY walaupun perintah SBY juga banyak dilanggar kadernya. Saya tidak bisa bayangkan kalau SBY sudah tidak jadi Presiden lagi selepas 2014," terangnya.
Dengan berbagai blunder dan kekisruhan di antara mereka sendiri, imbuhnya, tingkat kepercayaan masyarakat terhadap Demokrat pasti turun drastis. Namun, dia yakin tidak akan ada partai politik pesaing Demokrat yang diuntungkan dengan situasi ini untuk Pemilu 2014.
"Tidak ada partai yang untung. Mereka tidak akan ambil kesempatan ini karena ini bukan sarana. Pemilu masih jauh dan kita tahu bangsa kita bangsa pelupa," tegasnya.
"Seharusnya mereka (Demokrat) belajar dan kembali rapatkan barisan. Tapi nyatanya tidak bisa rapat. Pernyataan di antara mereka sendiri saja berbeda-beda," imbuhnya.
[ald]
BERITA TERKAIT: