Demikian diterangkan politisi senior Partai Golkar, Zainal Bintang. Dia mengakui awalnya enggan mengomentari kisruh di internal partai berkuasa tersebut dengan alasan etika. Tapi, karena beberapa kader DPP Demokrat sudah menyebut-nyebut Golkar bermain di balik kisruh partainya, Zainal menanggapinya dengan senang hati.
"Tidak etis komentari kisruh rumah tangga orang, itu urusan merekalah. Tapi kalau dia berikan sebuah sinyal teka-teki yang berikan interpretasi Golkar bermain, itu harus dibuktikan, kalau tidak bisa berarti fitnah. Di sisi lain, saya sebagai kader Golkar katakan alhamdulillah karena mereka sadar kalau Golkar hebat," ujar tokoh MKGR ini kepada
Rakyat Merdeka Online, sesaat lalu (Jumat, 3/6).
Mantan Ketua DPP Golkar ini meminta kader-kader Demokrat yang sudah menuduh Golkar membuktikan dugaannya. Bintang pun menyebut tingkah laku para politisi Demokrat selama ini jauh dari sikap beretika baik terhadap kader-kader partai politik lain, bahkan tidak beretika pada sesama Demokrat.
"Lihatlah cara-cara mereka berbicara selama ini di media massa, sangat arogan. Mereka berpikir jadi penguasa mendadak dan orang lain tidak berharga lagi. Itu arogansi. Bahkan di antara mereka pun bisa saling hujat. Nazaruddin serang Amir Syamsuddin, serang Ibas. Ruhut serang Andi Nurpati. Ramadhan Pohan serang Jafar Hafsah, dan begitu sebaliknya " ungkap Bintang.
Mengapa demikian, wartawan senior ini menjawab penyebabnya adalah tidak ada ideologi kuat di Demokrat. Ditambah lagi, mayoritas kader partai binaan SBY itu adalah "kutu loncat" yang cara berpikirnya sangat pragmatis. Ada dua penyebab utama lain, yaitu
"Saya tahu siapa mereka semua. Kader-kader yang pindah partai itu tidak ada harganya. Mereka terlena pencitraan Dewan Pembina yang diikuti jamaahnya. Begitu dapat badai mereka tercerai berai karena bergantung
single top leader, bukan ketergantungan ideologi tapi penyelamatan jabatan," terangnya.
"Demokrat sedang panik karena ulah mereka sendiri," singkatnya
.[ald]
BERITA TERKAIT: