Habibie Ungkapkan Mengapa Anti Orde Baru Jadi Masalah Penting

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/aldi-gultom-1'>ALDI GULTOM</a>
LAPORAN: ALDI GULTOM
  • Rabu, 01 Juni 2011, 10:47 WIB
Habibie Ungkapkan Mengapa Anti Orde Baru Jadi Masalah Penting
bj habibie
RMOL. Sejak 1998 Indonesia memasuki era reformasi. Di satu sisi, rakyat sambut fajar reformasi dan gelombang demokrasi, tapi bersamaan itu ada pertanyaan mendasar yang perlu direnungkan bersama, dimanakah Pancasila berada?

"Pertanyaan itu penting dikemukakan karena sejak 1998 Pancasila seolah tenggelam dalam pusaran sejarah masa lalu yang tak lagi relevan dalam dialektika reformasi seolah hilang dari memori kolektif bangsa," ujar mantan Presiden ketiga Republik Indonesia, Baharudin Jusuf Habibie, saat berpidato dalam agenda Peringatan 1 Juni 1945 di komplek MPR/DPR, Jakarta, Rabu (1/6).

Pancasila saat ini, ungkap Habibie, menjadi jarang dikutip, dibahas apalagi diterapkan dalam konteks kehidupan berbangsa bernegara.

"Pancasila seperti tersandar di tengah lorong sunyi, justru di tengah hiruk pikuk demokrasi dan kebebasan berpolitik," katanya.
 
Mengapa bangsa Indonesia seolah melupakan Pancasila? Habibie punya penjalasan mengapa Pancasila seolah lenyap. Salah satunya, situasi dan kehidupan bangsa yang telah berubah baik di domestik, regional maupun global.

"Situasi kehidupan bangsa pada 1945 telah alami perubahan amat nyata pada saat ini  dan akan terus berubah pada masa akan datang," ucapnya.

Beberapa perubahan itu antara lain, terjadinya proses globalisasi dalam segala aspek. Kedua, perkembangan gagasan HAM yang tak diimbangi kewajiban asasi manusia.

"Hak asasi manusia harus diimbangi kewajiban asasi manusia," serunya.

Perubahan lain adalah, lonjakan pemanfaatan informasi oleh masyarakat yang rentan pada manipulasi informasi dengan segala dampaknya. Lalu, perubahan tersebut telah mendorong terjadinya pergeseran nilai yang dialami bangsa seperti terlihat dalam perilaku kehidupan politik dan ekonomi saat ini.

"Dengan perubahan itu, perlu reaktualisasi nilai-nilai Pancasila agar dapat dijadikan acuan dalam menjawab berbagai persoalan yang dihadapi saat ini, baik datang dari dalam maupun dari luar," tegasnya.

Selain itu, ahli teknologi pesawat terbang ini mengungkapkan analisanya bahwa semangat generasi reformasi yang meninggalkan sesuatu yang melekat pada masa lalu, termasuk Pancasila, dan menggantinya dengan yang baru sehingga melahirkan amnesia nasional.

"Penolakan segala hal yang berbau Orde Baru jadi penyebab mengapa Pancasila absen. Memang pada saat itu Pancasila jadi senjata ideologis sehingga yang tidak sepaham dengan pemerintah jadi anti Pancasila atau tidak Pancasilais. Pancasila jadi kepentingan melanggengkan kekuasaan," urai Habibie.[ald]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA