Namun, bagi wartawan senior Budiarto Shambazy, persoalan utama mengapa reformasi yang telah berjalan 13 tahun belakangan terasa mati suri adalah penyakit kultur politik. Menurutnya, demokrasi saat ini dimanipulasi oleh
the rulling elite. Penyakit kultur politik ada di barisan elit politik yang melakukan pembodohan pada rakyat dengan suap dan janji-janji manis yang tidak pernah ditepati.
"Menurut saya penyakit kita adalah kultur politik. Sebagian besar dari masyarakat kita termasuk
rulling elite belum
compatible (cocok) dengan demokrasi saat ini," terangnya di dalam Polemik Radio Trijaya, bertopik "Reformasi Mati Suri" di Warung Daun, Cikini, Jakarta, Sabtu (21/5).
Dengan demikian, menurutnya, pertanyaan terbesar adalah apakah demokrasi yang cocok dengan bangsa ini?
"Jawaban saya, demokrasi terpimpin, seperti yang pernah dilakukan Soekarno, Soeharto dan Lee Kuan Yew. Itu yang compatible dengan kita. Dipimpin oleh pemimpin yang kuat," jelasnya.
Bangsa ini harus mengakui bahwa budaya patronisme merupakan kultur yang tidak pernah luntur. "Kalau SBY bilang terukur, semua bilang terukur," ucapnya mencontohkan.
"Lebih baik kembalilah ke demokrasi yang cocok dengan kultur kita," imbuhnya.
[ald]