TOUR DE EUROPE

Di Amsterdam, Pelacur Dihargai karena Ikut Bayar Pajak

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/'></a>
LAPORAN:
  • Senin, 02 Mei 2011, 10:01 WIB
Di Amsterdam, Pelacur Dihargai karena Ikut Bayar Pajak
ilustrasi/ist
RMOL. Memasuki Red Light District di Amsterdam, Belanda, tidak ada kesan sedikitpun bahwa kawasan itu merupakan kawasan prostitusi bila kita tidak masuk ke lorong-lorong di dalamnya.

Biasanya daerah prostitusi identik dengan daerah kumuh penuh hingar bingar dan tidak tertata rapih. Tapi berbeda dengan di kawasan Red Light District. Di sini pengunjung benar-benar menikmati suasana karena daerahnya tertata rapih dan bersih. Pada malam hari penerangan cukup baik ditambah dengan kerlap-kerlip lampu warna-warni dari setiap cafe yang ada di situ.

Pengunjung dapat pula duduk santai sambil minum menyaksikan perahu dan angsa putih  berlalu-lalang di sungai bersih yang membelah kawasan Red Light.

Menurut seorang warga negara Belanda yang ditemui Rakyat Merdeka Online secara tempat terpisah belum lama ini, Claudia Irene Vd Heuvel, para pemuas syahwat ini membayar pajak hingga tiga puluh persen. Sehingga pekerjaan jenis ini pun cukup dihargai dan mendapat perlindungan kendati dianggap nista.

Oleh sebab itu, tidak heran bila kawasan Red Light ditata begitu rapih, bersih dan nyaman. Sehingga tidak mengesankan sebagai lokalisasi, tapi lebih mengesankan sebagai tempat wisata. [zul]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA