"Radikalisasinya yang salah, bukan agamanya. Kalau ini kita biarkan juga akan mengancam karakter rakyat kita, kantong masyarakat kita, elemen generasi muda kita dibikin radikal, menyukai kekerasan, melawan hukum," tegas Presiden Susilo Bambang Yudhoyono saat berpidato dalam pembukaan Musyawarah Perencanaan Pembangunan Nasional (Musrembangnas) 2011 yang dihadiri seluruh pimpinan daerah, di Bidakara, Jakarta, beberapa saat lalu (Kamis, 28/4).
Menurut Presiden, jika radikalisasi itu dibiarkan dalam jangka panjang maka akan mengubah karakater bangsa Indonesia yang sesungguhnya penuh toleransi dan suka ketentraman.
"Generasi muda dijadikan sasaran, akhirnya jadi korban. Ini pun jangan kita biarkan. Kita tidak boleh apatis dan pasif membiarkan begitu saja," imbuh SBY.
SBY melanjutkan, jika radikalisasi berkaitan dengan agama, menodai dan merusak ajaran agama, dia meminta para pemuka agama berperan aktif untuk lakukan pelurusan agar umat beragama di Indonesia menjalankan ajaran agamanya dengan benar.
Namun, jika berkaitan dengan ideologi, apalagi mengancam empat pilar Pancasila, UUD 45, NKRI dan Bhineka Tunggal Ika, SBY menyerukan semua elemen bangsa bertanggungjawab mengemban tugas secara bersama untuk hentikan ancaman itu.
"Secara khsusus saya instruksikan kepada para Bupati dan Walikota untuk berperan secara aktif dengan kepemimpnan yang efektif. Mengapa? Saudaralah para Bupati dan Walikota dan dibantu Camat dan Kepala Desa yang paling tahu denyut nadi masyarakat dan keganjilan-keganjilan masyarakat kita, 7x24 jam, tujuh hari seminggu," paparnya.
[ald]
BERITA TERKAIT: