Program ini diluncurkan di Masjid Jami’ An-Nur, Karawang, Jawa Barat, Selasa 24 Desember 2025 dan dihadiri jajaran Kemenag, TNI-Polri, dan Kementerian Perhubungan.
Menteri Agama Nasaruddin Umar menyatakan, masjid bukan hanya tempat ibadah, tetapi juga ruang kemanusiaan yang melayani semua pihak. Ia mengimbau pengelola masjid menyediakan layanan terbaik, termasuk minuman hangat, untuk memastikan kenyamanan dan keselamatan pemudik.
“Kehadiran masjid sebagai tempat istirahat terbukti menurunkan angka kecelakaan hingga 50 persen pada musim mudik sebelumnya,” kata Menag, dalam keterangan yang dikutip redaksi di Jakarta, Rabu 24 Desember 2025.
Direktur Jenderal Bimas Islam Abu Rokhmad menekankan, Nataru memiliki dimensi keagamaan sekaligus sosial. Pembukaan masjid untuk musafir adalah praktik keagamaan yang bernilai luhur, menegaskan toleransi dan kerukunan dalam tindakan nyata.
Sementara itu, Direktur Urusan Agama Islam dan Bina Syariah Arsad Hidayat menambahkan, program Masjid Ramah Pemudik menegaskan bahwa masjid melayani seluruh warga, termasuk nonmuslim, sebagai wujud Islam yang rahmatan lil ‘alamin.
Konsep ini juga bagian dari kebijakan Masjid Ramah, yang mencakup ramah anak, lansia, perbedaan, lingkungan, dan ruang penyelesaian persoalan sosial.
“Masjid sebagai tempat istirahat yang aman, bersih, dan nyaman menjadi kunci menekan angka kecelakaan lalu lintas,” tutup Arsad.
BERITA TERKAIT: