Demikian disampaikan ekonom kerakyatan, Sri Edi Swasosno saat menjadi pembicara dalam diskusi bertajuk 'Cara Melenyapkan Nafas Kapitalisme dan Neoliberalisme di Indonesia', Hotel Kaisar, Jakarta, Rabu (30/3).
Buktinya, kata Edi, Pemerintah belum melindungi segenap bangsa. Ratusan ribu TKI yang terlantar, penyiksaan terhadap TKI, menjadi bukti kita, bahwa pemerintah belum memberikan perlindungan bagi warga negara. Pemerintah belum menjamin keselamatan bagi mereka.
Selain itu, pemerintah SBY-Boediono juga telah gagal melindungi seluruh tumpah darah Indonesia. Pemerintah selalu kalah ketika berurusan dengan masalah teritorial dengan negara tetangga.
"Sipadan dan Ligitan lepas. Itu karena sejak awal pemerintah menganggap pulau terluar, bukan sebagai pulau terdepan," sebutnya.
Masih menurut Edi, pemerintah SBY-Boediono juga belum bisa menciptakan kesejahteraan umum. Negara dan bangsa belum maju-maju. Infrastruktur, ekonomi dan lain-lainnya acak-acakan, alias tidak jelas arahnya.
"Yang lain, pemerintah harusnya mencerdaskan kehidupan bangsa tapi itu belum ada. Rakyat masih banyak yang kesulitan mau sekolah. Bilangnya digratiskan, tapi tetap masih harus bayar," imbuh suami Meutia Hatta itu.
[arp]
BERITA TERKAIT: