Sebab, di tengah suasana masyarakat yang serba tidak pasti seperti sekarang ini, semua pihak akan mengambil langkah untuk mengamankan kepentingannya masing-masing.
"Isu politik seperti itu wajar saja muncul ditengah ketidakpastian seperti sekarang ini. Kan orang saling berebut kepentingan," ujar pengamat politik Ikrar Nusa Bhakti, kepada
Rakyat Merdeka Online, sesaat lalu, Rabu (23/3).
Bagi Ikrar, menghubungkan kedua cerita itu terhadap mantan menteri keuangan itu sangat jauh dari kenyataan. Ikrar menduga justru nama Sri Mulyani yang kini menjadi Managing Director World Bank itu sengaja dibajak oleh pemain-pemain dalam negeri yang ingin mengamankan kepentingannya.
"Itu pencatutan saja. Ini justru dimainkan oleh pihak-pihak dalam negeri," katanya.
Terlepas dari itu semua, jelas Ikrar, pencatutan nama Sri Mulyani sebagai dalang di balik isu tersebut menunjukan fenomena politik baru yang tengah berkembang di dalam negeri, di mana nama Sri Mulyani sangat diperhitungkan dalam kalkulasi poltik.
"Saya kira itu menunjukkan suasana politik di Indonesia semakin sektarian. Tapi juga sekaligus memperlihatkan Sri Mulyani memiliki kekuatan politik yang cukup diperhitungkan, sehingga orang harus mencatut namanya," tandas Ikrar.
[ade]
BERITA TERKAIT: