"Saya tidak kaget. Karena informasinya tidak benar. Itu (berita) sampah, dikonsumsi untuk sampah juga," ungkapnya diskusi bertajuk 'Massa Depan Hukum dalam Hiruk Pikuk Kekuasaan' di Bumbu Desa, Cikini, Jakarta, Minggu (13/3).
Apa yang dimuat oleh kedua harian Australia pada Jumat (12/3) kemarin itu, kata Mubarok bukan sebagai berita. Berita itu, kata Mubarok, sangat tidak aneh. Salah satunya soal perintah SBY yang kepada Badan Intelijen Negara (BIN) untuk mengawasi Yusril Ihza Mahendra.
"Kalau BIN mengawasi Yusril itu bukan berita. Itu memang tugasnya BIN. Makanya saat pak Syamsir Siregar (mantan Kepala BIN) ditanya beliau cuma ketawa-ketawa aja," katanya sambil menegaskan bangsa ini jangan mau dikorbankan oleh media asing.
[ono]
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: