Bentrokan yang terjadi di Cikuesik, Pandeglang, Banten pada Minggu (6/2) lalu disusul kerusuhan di Temanggung, Jawa Tengah dua hari kemudian (Selasa, 8/2) dan aksi saling serang kelompok santri di Pasuruan sepekan kemudian (Selasa, 15/2) menyempurnakan bahwa kerukunan beragama yang sering dibanggakan sebagai warisan leluhur kita seakan pudar.
Kita semua lapisan masyarakat tentu tidak ingin hal-hal seperti ini kembali terjadi di kemudian hari. Untuk mengakhiri semua kekerasan yang terjadi, kita tidak perlu menyalahkan siapa-siapa dan mencari kambing hitam. Rasa persatuan dan kesatuan dan merasa Indonesia satu adalah kunci utama untuk mengakhiri semua kekerasan.
Seruan "Satu Indonesia" inilah yang dikumandangkan, digemakan dan diingatkan kembali oleh awak
Rakyat Merdeka Online siang ini (Senin, 21/2) di Bundaran Hotel Indonesia Jakarta Pusat kepada seluruh rakyat Indonesia. Karena pada saat kekerasan terjadi, hampir bisa dipastikan kebersamaan dan kesatuan di bawah Indonesia absen.
Pada acara ini, semua awak situs yang konsen dalam berita politik ini turut terlibat dan sejenak meninggalkan aktivitas jurnalistik; membagikan bunga mawar perdamaian kepada pengguna jalan; membagikan selebaran doa sebagai ajakan agar rasa kesatuan kembali dipupuk; dan satu per satu menyampaikan pandangan tentang pentingnya rasa persatuan. Hingga saat ini kegiatan seruan Satu Indonesia masih terus berlangsung.
[zul]