“Informasi terakhir dari kedutaan di KaiÂro, nggak ada WNI yang menjadi korban,†ujarnya kepada Rakyat Merdeka, kemarin.
Kerusuhan di Mesir diawali dengan permintaan mundurnya Presiden Hosni Mubarok yang telah berkuasa selama 30 tahun. Gerakan massa ini mirip aksi di Tunisia yang sukses menggulingÂkan presidennya.
Unjuk rasa besar-besaran mulai Selasa (25/1) dilakukan serempak di sejumlah kota di Mesir. Pihak keamanan kelelahan dan kewaÂlahan berjibaku dalam demonsÂtrasi terbesar Mesir beberapa tahun terakhir. Kemarahan rakyat bisa dimengerti karena rezim otoriter Presiden Hosni Mubarak tidak mampu menyelesaikan kriÂsis ekonomi yang berkepanÂjangan.
Michael Tene selanjutnya meÂngatakan, melihat kerusuhan teÂrus terjadi, WNI di sana yang berÂjumÂlah 6.149 orang segera dievaÂkuasi. “Rencananya malam ini (semalam) pesawat Garuda akan diterbangkan ke sana,’’ ujarnya.
Berikut kutipan selanjutnya:
Tapi kan terkendala izin penÂdaÂratannya?
Izin sedang kita upayakan, baik izin di kedutaan kita di Jakarta mauÂpun kedutaan kita yang berada di Kairo.
Siapa saja yang diprioritasÂkan dievakuasi?
Perempuan dan anak-anak yang duluan dievakuasi. Memang ada daftar prioritasnya juga. SeÂmentara yang lainnya melihat perkembangan saja dulu.
Bagaimana kalau ada yang menolak dievakuasi?
Itu kan keinginan mereka. KaÂlau memang dalam keadaan aman, ya silakan saja. Memang tidak seluruh Mesir bergejolak. Di tempat-tempat lain juga ada yang aman kok. Yang penting selalu waspada, dan selalu berkoÂmunikasi dengan KBRI.
Katanya kerusuhan itu suÂdah sampai di depan KBRI Mesir?
Ya, ada beberapa tempat di dekat KBRI yang menjadi sasaÂran massa adalah kantor polisi. Tapi sejauh ini kondisi KBRI aman.
Apa saja imbauan kepada WNI di Mesir?
Pertama, agar WNI yang ada di Mesir teÂrus meningkatkan keÂÂwaspadaan, mengÂÂhindari keruÂmuÂnan massa, dan daeÂrah-daerah yang raÂwan keaÂmanannya. KeÂdua, WNI diÂminta selalu meningÂkatkan komuÂnikasi dengan duta besar kita di Kairo. Ketiga, mengÂimbau kepada WNI yang merenÂcanakan berkunÂjung ke Mesir dalam waktu dekat ini, agar meÂninjau kembali situaÂsinya, sampai kondisinya normal.
Komunikasi di sana ada kenÂdala?
Memang untuk telepon saja tiÂdak mudah. Untuk itu, bagi keÂluarga WNI di Indonesia yang ingin mengetahui perkembangan terakhir di Mesir, bisa mengÂhubungi Direktorat Timur Tengah Kementerian Luar NeÂgeri yang ada di Jakarta.
Apa saja langÂkah-langkah yang dilakukan KBRI di sana?
Pertama, memastikan WNI kita di sana bisa dijangkau koÂmuÂÂnikasinya. KBRI sudah beÂkerja sama dengan masyarakat di sana dengan mengembangkan jejaring informasi. Jadi, kalau ada inforÂmasi yang perlu diÂsampaikan KBRI kepada WNI bisa cepat sampai dengan sistem komuÂnikasi berantai.
Kedua, KBRI sudah memÂbentuk 23 posko. Di antaranya, tiga posko utama di KBRI, KanÂtor Konsuler di Nusr City, dan sekolah Indonesia. Sedangkan, 20 posko yang lain bekerja sama dengan masyarakat. Selain bisa menampung WNI, 23 posko ini juga bisa diguÂnakan untuk inforÂmasi. Ketiga, diaktifkannya evaÂkuasi terhadap WNI.
Kapan mulai diaktifkan?
Ini sudah dalam proses. Saat ini sedang ada rapat kabinet mengeÂnai masalah ini. PersiaÂpan-perÂsiapannya sedang dimaÂtangkan.
Persiapannya apa saja?
Kami belum bisa merinci seÂcara detail. Tapi salah satu yang dibahas, adalah masalah transporÂtasi, bagaimana mekanismenya, dan evakuasinya kemana. TentuÂnya kalau sudah siap akan disamÂpaikan pada waktunya.
Memang berapa jumlah WNI di sana?
WNI yang tercatat di KBRI berÂkisar 6.149 orang. Sebanyak 4.297 adalah pelajar atau mahaÂsisÂwa. Sedangkan, sisanya maÂcam-macam.
Bagaimana kondisi terakhir di Mesir?
Seperti yang kita lihat di teleÂvisi, kondisinya tidak membaik.
O ya, bagaimana perkemÂbangan kasus TKI Armayeh yang disiksa majikannya di Arab Saudi?
26 Januari lalu Armayeh meÂlarikan diri dari majikannya. KeÂmudian oleh warga setempat di bawa ke Rumah Sakit Arab Saudi di King Fahd Madinah. Di rumah sakit ada perawat yang merupaÂkan jaringan dari KJRI Jeddah untuk memberikan inforÂmasi kalau ada kejadian-kejaÂdiÂan yang menimpa WNI. KemuÂdian, 27 Januari, tim dari KJRI Jeddah tiba di sana, untuk memÂberikan penÂdampingan.
Apa saja prioritas dari KJRI Jeddah?
Pertama, memastikan saudara Armayeh ini mendapatkan peraÂwatan sampai penyembuhan.
Kedua, memastikan agar proses hukumnya terus bergulir. Sebab, informasi yang kami teÂrima adalah majikan perempuanÂnya yang meÂlakukan penganiaÂyaan terÂhadap Armayeh sudah ditahan.
Apa Kemenlu sudah mengÂhuÂÂbungi keluarga Armayeh?
Sudah.
Bagaimana perkembangan terakhir kondisi Armayeh?
Armayeh masih dalam proses pengobatan untuk penyemÂbuÂhan. [RM]
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.