Mas Achmad Santosa: Kami Nggak Takut Digugat Gayus Yang Bohong Kok...

Sabtu, 22 Januari 2011, 01:17 WIB
Mas Achmad Santosa: Kami Nggak Takut Digugat Gayus Yang Bohong Kok...
Mas Achmad Santosa
RMOL.Satuan Tugas Pemberantasan Mafia Hukum (Satgas PMH) tidak takut dengan ancaman gugatan dari Partai Golkar terkait pernyataan Gayus Tambunan.

“Kami nggak takut digugat. Sebab, Gayus yang bohong dan memutarbalikkan fakta,’’ ujar anggota Satgas PMH, Mas Ach­mad Santosa, kepada Rakyat Merdeka, di Gedung Menara Thamrin, Jakarta, kemarin.

Sebelumnya diberitakan, Partai Golkar mau menggugat Satgas PMH gara-gara dinilai membuat skenario memojokkan Aburizal Bakrie (Ical).

“Berdasarkan keterangan ter­pidana kasus pajak  Gayus Tam­bunan bahwa Satgas yang mere­ka­yasa. Jadi, kami akan melaku­kan langkah hukum untuk menin­daklanjuti pengakuan Gayus tersebut,’’ papar Wakil Bendahara DPP Partai Golkar,  Bambang Soesatyo.   

Seusai divonis di PN Jakarta Selatan, Rabu (19/1) Gayus me­nu­ding anggota Satgas PMH seperti Denny Indrayana, Mas Achmad Santosa, dan Yunus Hu­sein yang telah memanfaatkan kasusnya untuk kepentingan politik, terutama terkait soal asal-usul uangnya yang berasal dari PT Kaltim Prima Coal, PT Arut­min, dan PT Bumi Resources yang sebagian sahamnya dimiliki keluarga Aburizal Bakrie.

Gayus mengaku, Satgas meng­hembuskan isu yang tidak benar, se­perti ia bertemua Aburizal Bakrie di Bali.   

Mas Achmad Santoso selanjut­nya mengatakan, para politisi se­harusnya  membantu pemberan­tasan mafia hukum di negeri ini. Bukannya dengan mudahnya percaya terhadap ucapan Gayus yang jelas-jelas terpidana kasus pajak.

“Masa politisi percaya sama Gayus daripada sama Satgas,’’ ucapnya.

Berikut kutipan selengkapnya:

Benar nih nggak takut de­ngan rencana gugatan itu?

Buat apa takut. Gayus yang bo­hong kok dan memutarbalik­kan fakta. Jadi, kami tanggapi biasa-biasa saja. Malah, kami  se­makin semangat bekerja, dan solid.

Memang apa yang sedang digarap?

Kami sedang melakukan penga­wasan terhadap kasus Gayus dengan berkoordinasi dengan lembaga pe­negakan hukum, yakni  Polri, KPK, kejaksaan, dan Ke­menterian Keuangan.

Selain itu, merumuskan bers­ama-sama dengan lembaga pene­gak hukum untuk program pen­cegahan mafia hukum.

O ya, apakah laporan tertulis sudah diserahkan ke Presiden?

Sebenarnya kemarin (Kamis, 21/1) sudah kami email ke Pak Presiden. Kemudian hari ini (ke­marin) Pak Denny sudah me­nyam­paikan secara langsung. Laporan itu  ditandatangani oleh Pak Darmono sebagai Wakil Ke­tua Satgas, dan Pak Denny seba­gai Sekretaris Satgas.

Presiden merasa terkejut de­ngan pernyataan Gayus, bagai­mana komentar Anda?

Waduh, saya nggak tahu ya. Tapi intinya adalah Pak Sudi Silalahi (Mensesneg) menelpon saya untuk menjelaskan masalah ini ke publik. Kemudian disuruh membuat laporan tertulis dalam waktu 1X24 jam. Nah, dalam waktu dekat ini kami akan men­cari waktu untuk menjelaskan ke Presiden.

Apa lagi langkah yang dila­kukan Satgas?

 Nggak perlu ditanggapilah. Sebab, kami sedang berkonsen­trasi membantu Presiden dan Wakil Presiden untuk melaksana­kan 12 butir Instruksi Presiden. Artinya, 12 butir itu terdiri dari  empat kategori. Pertama, penye­lesaian perkara itu sendiri. Ke­dua, perbaikan sistem. Ketiga,  tinda­kan pejabat atau aparat pe­negak hukum itu sendiri. Keempat, moni­toring dan evaluasi.

Jadi, kami sepakat tidak mau membuang energi dan pikiran tersedot pada statemen Gayus. Karena itu yang diinginkan oleh mafia.

Apa Satgas tidak khawatir de­ngan pernyataan Gayus?

Kami bukannya khawatir, tapi tertawa kok. Ada ya orang seperti itu yang bisa memutarbalikkan fakta dan melakukan keboho­ngan. Kalau misalnya, Gayus itu merasa kecewa dan frustrasi dengan vonis itu, saya kira itu hal wajar. Tapi yang kami tidak bisa terima adalah memutarbalikkan fakta dan kebohongan itu.

Kalau Satgas tidak menerima dengan pernyataan Gayus yang memutar balikan fakta, berarti ada langkah hukum yang diam­bil Satgas dong?

Kalau kita merasa khawatir dengan pernyataan Gayus maka berhasil lah tujuan dari orang-orang yang memang di balik sta­temen Gayus itu. Jadi, menurut kami statemen Gayus itu tidak perlu dipikirin. Sebab, pernya­taan Gayus tidak betul, karena dia menuduh Satgas berarti menuduh Polri juga. Sebab, kami ke Singa­pura bersama-sama dengan Polri.

Apalagi Satgas mengkaitkan dengan nama Ical (Aburizal Bakrie). Padahal dia yang mem­beritahukan kepada kami waktu di Singapura. Kemudian dia mem­beritahukan kepada penga­caranya Adnan Buyung Nasution. Dia juga menjelaskan secara rinci dan runtut dalam berita acara pemeriksaan tim independen. Kemudian dia menjelaskannya di persidangan.

Padahal, setiap orang yang disidik selalu tanya, apakah Anda  sehat, dan dalam keadaan terte­kan. Jadi, bagaimana mungkin kita menyuruh menjelaskan 31 pe­rusahaan itu. Hal yang tidak masuk akal.

Apa pesan Anda ter­hadap orang-orang yang ti­dak suka de­ng­an Satgas?

Menurut saya objektivitas, dan akal sehat harus kita pergunakan. Perbedaan pendapat boleh-boleh saja. Jadi, orang-orang yang tidak suka dengan Satgas harus me­neliti fakta-fakta yang ada di­persi­dangan yang disampaikan Gayus, sehingga tidak terkesan membabi buta dengan Satgas.

Bagaimana komentar Anda dengan ucapan Gayus itu ada­lah CIA?

Saya kira tidak perlu dianggap serius. Karena itu ter­lalu menga­da-nga­da. Silakan di­buktikan saja. Orang-orang yang menye­barkan itu.

Dengan pernyataan Gayus bahwa Satgas menyudutkan Ical, banyak partai politik yang menginginkan Satgas dibubar­kan, bagaimana komentar Anda?

Menurut saya partai politik yang tidak suka dengan Satgas harus dipertanyakan, apakah spiritnya memberantas korupsi. Kalau Partai Golkar merasa ter­sudut karena dikaitkan dengan ketua umumnya, perlu kami te­kan­kan bahwa Satgas tidak per­nah menyebut Ketua Umum Partai Golkar. Kita di depan per­sidangan mengungkapkan apa yang disam­paikan Gayus. Bahwa ini ada kaitan­nya dengan peru­sahaan kelompok Bakrie. Bukan dengan Aburizal Bakrie, jangan salah.

Menurut saya, kenapa yang di­sebut perusahaan Bakrie. Karena Gayus yang menyebut perusa­haan Bakrie saja. Sebaiknya Ga­yus juga menyebutkan perusa­haan yang lainnya. Cuma itu tidak dilakukan Gayus. Siapa tahu perusahaan yang lainnya juga memberikan uang ke Gayus.

Partai Golkar meminta Pre­siden untuk membubarkan Sat­gas karena rekam jejak Satgas kotor, bagaimana komentar Anda?

Ya, kalau ini tidak perlu di­tanggapi. Itu pernyataan yang berbau politik. Jadi, bukan porsi kita untuk menjawab. Silakan saja mereka mengatakan seperti itu. [RM]


Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA