“Siapa pun yang percaya GaÂyus, apalagi partai politik, tanda-tandanya partai itu tidak akan menang Pemilu 2014,†kata Juru Bicara Partai Demokrat, Ruhut Sitompul, kepada Rakyat MerÂdeka, di Jakarta, kemarin.
Soalnya, kata anggota DPR itu, Gayus itu seorang terpidana kaÂsus pajak kelas kakap yang telah mengelabui banyak lemÂbaga di negeri ini. Seenaknya saja keluar masuk penjara, bahkan bisa ngacir ke luar negeri.
“Gayus itu tidak disukai rakyat. Jadi, kalau Golkar percaya sama ucapan Gayus, partai itu tidak bakal dapat simpati rakyat. Jadi, bakal kalah dalam Pemilu 2014,’’ ucapnya.
Berikut kutipan selengkapnya:
Kenapa Anda begitu sentiÂmen terhadap Partai Golkar?
Ini bukan sentimen, tapi preÂdiksi. Tapi diyakini begitu faktaÂnya nanti. Golkar kan percaya ucapan Gayus, lalu berencana mau menggugat Satuan Tugas PembeÂrantasan Mafia Hukum (Satgas PMH). Itu berdasarkan ucapan Gayus. Ini tentu tidak mendapat simpati rakyat. Sebab, rakyat itu merasa gemes, sebel, dan marah terhadap Gayus yang begitu gamÂpangnya memperÂmainÂkan aparat hukum di negeri ini.
Jadi Anda lebih percaya SatÂgas begitu?
Ya dong. SuÂdah jelas terÂpiÂdana beÂgitu, dan banyak aparat yang ‘dimainkannya’. Ini berarti dia itu licik dan lihai. Padahal, dia kan sudah jelas bersalah dalam kasus pajak. Gayus juga bukan whistle blower, tak perlu ada pengamÂpunan, terang-terangan rampok kok. Saya sangat percaya 100 perÂsen terhadap Satgas. Saya malah sangat sedih lihat orang yang percaya sama ucapan Gayus.
Kenapa Anda beÂgitu perÂcaya sama Satgas?
Orang-orang di SatÂgas itu kan punya inÂtegritas yang memiliki rasa nasionalisme terhadap bangÂsa ini, makanya bersedia mengabÂdi di Satgas. Sedangkan Gayus kan sudah jelas terpidana. Jadi, sangat jelas perbedaannya kan.
Lagipula, saya tidak bisa kebaÂyang kalau tidak ada Satgas PMH dalam hal ini Denny Indrayana dan Mas Achmad Santosa. Bisa kebayang nggak, Gayus nggak bisa dibujuk pulang ke tanah air. Gayus kan begitu lihai, saat ditaÂhan saja bisa keluar masuk penÂjara dengan mudahnya. Dia tidak merasa sediÂkitpun sudah meruÂsak citra hukum di negeri ini. UcaÂpanÂnya pun berubah-ubah. Masa orang seperti itu diÂpercaya. Saya tidak tahu siapa yang mengajari dia mencabut semua omonganÂnya setelah menÂjadi terpidana.
Golkar bakal menggugat Satgas, komentar Anda?
Silakan saja. Di situ nanti bakal terbongkar siapa yang seÂsungguhÂnya yang benar, Gayus atau Satgas. Bagi saya itu yang menjadi pahlawan itu adalah Satgas.
Anda ingin mengatakan bahÂwa gugatan itu menjadi buÂmeÂrang bagi Golkar?
Ya, begitulah. Di situ nanti baÂkal terungkap kejahatan-kejahtan Gayus lainnya. Ini tentunya membuat rakyat kian sebel dan gemes. Rakyat sudah teraniaya, sudah bayar pajak, tapi kenapa kok ada 151 perusahaan yang memÂpermainkan pajak. Jadi baÂyangkan berapa triliun kita dirugiÂkan. Lihat, Ibu Megawati saja kecewa dengan putusan itu. Bang Taufik Kiemas bilang, waduh kalau ada yang percaya Gayus, dia heran. Bayangkan, Gayus bisa dijadikan pahlawan, amit-amit deh. Maling teriak maling mau dijadikan pahlawan. Gayus masih menunggu putusan-putusan huÂkum lainnya seperti film Rambo. Sekarang baru putusan Rambo Jilid I, nanti masih ada kasus paspor, kasus menyuap polisi, meÂnerima hadiah, dan lainnya. Jadi, hukumannya bisa seumur hidup.
Tapi masa dengan percaya ucapan Gayus, Golkar bisa kaÂlah Pemilu 2014?
Bayangkan semua rakyat suÂdah muak dengan yang namanya Gayus Tambunan dan semua rakyat mendukung dan mengelu-elukan Satgas PMH. Saya ini kan anggota account twitter, semua membela Satgas, tak satupun yang acungi jempol buat Gayus. Anggota twitter itu kan semua cerdik pandai, tokoh-tokoh yang mempunyai akar rumput. Mereka semua memuji Denny dan Mas Achmad Santosa. Jadi, rakyat itu tidak simpati sama partai yang percaya sama Gayus.
Komisi III DPR akan dengar pendapat dengan institusi terÂkait kasus Gayus ya?
Kemungkinan Kapolri kita undang. Kemudian karena ada bicara Cyrus, Jaksa Agung kita undang. Menkumham juga, kalau perlu Ketua Mahkamah Agung kita undang karena terkait dengan putusan hakim. Begitu juga Dirjen Pajak yang lama dan baru. Kemudian perusahaan-perusaÂhaan yang disebut-sebut itu. Jadi, nanti kita kembangkanlah.
Apakah ada rencana meÂmanggil Satgas?
Boleh saja. Di situ nanti bisa ditanyai semuanya. Yang jelas, seÂkaÂrang ini sadar atau tidak sadar, yang namanya Satgas, khuÂsusnya Denny dan Mas Achmad sudah dizholimi dengan orang-orang kalap. Kenapa kalap karena mereka kebakaran jenggot dengÂan instruksi presiden di mana salah satu butirnya meminta ada pembuktian terbalik. Dan saya anggap pembuktian terbalik ini ide yang sangat cemerlang. Di sini terlihat, Pak SBY tidak main-main lagi dengan pencegahan dan pemberantasan korupsi.
Sekarang silakan ngomong apa saja, tapi ingat ada pembuktian terbalik, mirip di China yang sangat berhasil memberantas koÂrupsi. Saya sebagai anggota DPR tinggal perkuat dasar hukum pembuktian terbalik itu.
Dipanggil ke DPR, bukannya Satgas bisa dipermalukan?
Ooo nggak dong. Di situ nanti bisa diungkap semuanya. Bahkan sudah ada beberapa stasiun teleÂvisi mau siaran langsung, silakan biar rakyat yg menilai. Seperti pansus Century. Ibu Sri Mulyani nyatanya diambil oleh Bank Dunia sebagai orang nomor dua. Sedagkan Pak Boediomo semaÂkin berwibawa menjalankan tugasÂnya sebagai wapres. Artinya apa? Rakyat itu cerdas, dia bisa lihat. Begitu juga nanti, silakan berhadapan dengan kami-kami yang mendukung Satgas. Ayo, kita adu argumentasi.
Nanti biar rakyat yang menilai permainan ini.
Bukannya malah bisa-bisa makin menguat keinginan DPR agar Satgas dibubarkan?
Yang ingin Satgas dibubarkan, saya hanya bisa mengatakan ’mimpi kali yee’ karena ada yang kebakaran jenggot. Saya ingin garisbawahi bahwa Satgas PMH itu bukan lembaga penegakan huÂkum, tapi keberadaannya sangat penting.
Coba lihat, Satgas bisa memÂbuka kasus Ayin yang memiliki ruangan mewah di penjara. BaÂnyak prestasi satgas. Yang terÂakhir, mengajak Gayus TamÂbuÂnan dengan cara mereka untuk kembali ke tanah air. Bayangkan kalau tidak ketemu Satgas di Singapura, maka tidak terbongÂkar kasus ini. [RM]
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: