Micheal Tene: Siap Bantu Kepolisian Ungkap Paspor Gayus

Kamis, 20 Januari 2011, 00:35 WIB
Micheal Tene: Siap Bantu Kepolisian Ungkap Paspor Gayus
Micheal Tene
RMOL.Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) siap membantu polisi untuk mengungkap dugaan Gayus Tambunan dan Milana Anggraieni memiliki paspor Republik Guyana.

“Perlu kami sampaikan bahwa negara kita dan Republik Guyana punya hubungan diplomatik, tapi kedutaannya merangkap di Suri­name,’’ ujar Juru Bicara (Jubir) Kemenlu, Micheal Tene, Sebe­lumnya di­beritakan, polisi mene­mukan paspor berkop negara Republik Guyana, sebuah negara di Ame­rika Selatan, dengan foto yang mirip Gayus Tambunan dan Milana Anggraieni.

“Kalau benar Gayus dan istri­nya pernah memiliki paspor itu, ini tentu pelanggaran. Sebab, kita tidak mengenal dua kewargane­garaan,’’ ucapnya.

Berikut kutipan selengkapnya:

Sejumlah kalangan meminta kepolisian untuk melakukan koordinasi dengan Kemenlu untuk mengungkap kasus ini, bagaimana tanggapan Anda?

Koordinasi itu tentu bagus. Kami akan bantu sebisa kami. Tapi yang jelas,  kepolisian mem­punyai kerja sama internasional melalui Interpol. Tentunya polisi bisa menelusuri masalah ini. Sebagai informasi bahwa Indo­nesia tidak mengenal dwi ke­warganegaraan (kewar­nega­raan ganda). Jadi, warga negara Indo­nesia hanya mem­punyai satu paspor yakni paspor Indonesia.

Ada yang menduga Gayus memiliki paspor Guyana ka­rena negara kita tidak punya hu­bungan diplomatik dengan negara itu, apa benar seperti itu?

Kita tidak punya kedutaan di Guyana, tapi kita punya kedutaan di Paramaribo, Suriname. Ini me­rangkap untuk Guyana. Jadi, kita punya hubungan diplomatik dengan Guyana. Tapi kita tidak punya kedutaan di sana. Hubu­ngan diplomatik kita dirangkap di Suriname.

Apa Kemenlu siap melaku­kan kerja sama itu?

Saya kira Kemenlu selalu siap bekerja sama dengan instansi pemerintah lainnya. Termasuk dari kepolisian untuk mengung­kap dugaan Gayus punya paspor Guyana itu. Tapi sekali lagi, kepolisian mempunyai jaringan yang kuat dengan Interpol, dan lain sebagainya. Dalam rangka menangani kasus-kasus yang sifatnya lintas batas negara.

O ya, bagaimana pertemuan Asean Ministerial Meeting (AMM) Retreat di Lombok (NTB) 15-17 Januari lalu?

AMM Retreat adalah pertemu­an yang sifatnya informal  dari para menteri luar negeri Asean. Mereka tentunya membicarakan berbagai hal. Tapi sifatnya Re­treat. Jadi, tidak ada agenda ter­struktur dan tidak ada hasil dokumen formal yang dikeluar­kan dari pertemuan ini. Retreat ini selalu diadakan sebelum per­temuan para menteri yang formal yakni Asean itu sendiri.

Berarti tidak ada istimewa­nya dong dari pertemuan itu?

Oh ada. Meskipun tidak ada keputusan yang sifatnya formal namun banyak hal-hal yang di­sepakati dalam pertemuan itu. Sebab, ada tiga kepentingan In­do­nesia di sini. Pertama, bagai­mana selama masa Indonesia menjadi Ketua Asean dalam satu tahun ini bisa melaksanakan semua agenda berjalan dengan lancar.

Kita semua sudah sepakat bahwa tahun 2015 semua rencana pembentukan-pembentukan komunitas Asean bisa terlaksana. Di bawah  Indonesia sebagai ke­tua, kita bisa memas­tikan rencana yang ada benar-benar di­jalankan, melan­jut­kan apa yang sudah dilakukan tahun-tahun sebelum­nya. Misalnya, kalau ke­giatan yang kema­juannya lebih lambat dibidang lainnya akan kita dorong.

Kedua, mengenai Asean dan ling­ku­ngan­nya. Jadi, kalau Asean adalah kawa­san tenggara maka kita menastikan se­lain di kawasan tenggara ini aman, maka kawasan di sekitar Asean lain juga menga­lami hal yang sama. Untuk itu di dalam prioritas ke­dua ini dalam konteks arsitektur kawasan, khu­susnya pertemuan KTT Asean Timur untuk pertama kali dihadiri Presiden Amerika Serikat dan Presiden Rusia nanti pada akhir tahun ini di Jakarta. Kita ingin memastikan melalui KTT Asean Timur tersebut bisa terbentuk melalui Asia Timur yang damai dan kondusif bagi negara-negara di kawasan ter­sebut dalam men­jaga kedamaian, dan upaya pem­bangunan ekono­minya.

Ketiga, Indonesia ingin mem­persiapkan Asean menghadapi tahun  2015 saat komunitas Asean itu sudah terbentuk. Kemudian apa yang dilakukan Asean lagi. Itu harus dipersiapkan dari seka­rang. Visi Misinya adalah, se­sudah tahun 2015 diharapkan Asean  kuat,  integrasinya kuat, maka Asean harus memberikan kontribusi dan berperan lebih besar di forum-forum global.

Siapa saja yang hadir dalam pertemuan Retreat Asean itu?

Seharusnya 10 menteri luar negeri dan satu Sekretaris Jen­deral Asean. Tapi dua menteri luar ada yang tidak hadir. Karena halangan dan kesibukan yang tidak bisa dilepaskan. Tapi me­reka tetap diwakili oleh pejabat tingginya.

Sebagai Ketua Asean, apa pe­ngaruhnya terhadap ekonomi Indonesia di mata dunia?

Tentunya sebagai Ketua Asean salah satu tugas kita adalah mengimplementasi dari komu­nitas Asean yang terdiri dari empat pilar. Pertama, komunitas politik dan keamanan Asean.

Kedua, komunitas ekonomi Asean. Ketiga, komunitas sosial budaya Asean. Keempat, komu­nitas ekonomi Asean.

Di bawah komunitas ekonomi Asean juga ada empat karakte­ristik yang ingin dikembangkan di kawasan Asean. Pertama, ka­wasan Asean sebagai basis tunggal dan basis produksi. Kedua, ka­wasan Asean sebagai kawasan yang kompetitif yang bisa ber­saing dengan pereko­nomian dunia lain­nya (pere­komian Tiongkok, dan Eropa). Ketiga, kawasan Asean sebagai pemerataan pem­bangunan. Ke­empat, perekono­mian di kawa­san Asean terin­tegrasi dengan pere­konomian global. [RM]



Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA