Panitia penyelenggara hanya menurunkan harga tiket untuk tribun atas alias kategori III. Harga tiket yang dibanderol kepada para pecinta bola di tanah air Rp 75 ribu, dikembalikan ke harga semula Rp 50.000.
“Itu sudah kita turunkan, tapi hanya untuk kategori III saja, sedangkan lainnya tidak ada peÂrubahan,†kata Sekjen PSSI Nugraha Basoes kepada Rakyat Merdeka di Jakarta.
Seperti diketahui, Panitia PeÂnyelenggara Final Piala AFF meÂnaikkan harga tiket untuk semua kategori. Harga tiket termurah yang tadinya Rp 50 ribu menjadi Rp 75 ribu. Sementara untuk kaÂteÂgori lainnya mengaÂlami peningÂkatan harga yang cukup drastis.
Atas kenaikan itu, secara khuÂsus Presiden SBY meminta peÂnyeÂÂlenggara untuk tidak mengeÂjar keuntungan semata. PenduÂ-kung tim nasional (timnas) harusÂlah diutamakan. Semangat rakyat harus dijaga. “Jadi, tolong diatur jangan sampai (harga tiket-red) terlalu tinggi seÂhingga di luar jangkauan sebaÂgian rakyat,†pinta SBY, di JaÂkarta, Rabu (22/12).
Nugraha Basoes selanjutnya mengatakan, tiket kategori III ini yang paling banyak jumlahnya, 34 ribuan orang. Sisanya, terÂsebar di kelas lainnya.
“Jadi, walau kategori III saja yang diturunkan, tapi jumlahnya sudah banyak,’’ ujarnya.
Berikut kutipan selengkapnya:
Bagaimana psikologis pemain menghadapi pertandingan final pertama?
Saya belum bertemu mereka, tapi mereka tentu tidak akan meÂlepaskan apa yang sudah ada digenggaman. Mereka pasti akan bertarung habis-habisan.
Bagaimana mobilisasi penduÂkung, khususnya TKI di MalayÂsia?
Itu kerja sama dengan Kedubes RI di Kuala Lumpur, Malaysia.
Ada informasi TKI kita dilaÂrang oleh majikannya ikut meÂnonÂton pertandingan?
Saya tidak tahu karena belum lihat situasi jelas di sana. MeÂmang di Malaysia semaraknya tidak seperti di sini. Di Indonesia kan sudah luar biasa hingar biÂngarnya. Jadi, saya yakin banyak suporter kita di Malaysia yang beri dukungan ke Timnas.
Anda yakin kita menang?
Harapannya ya menang lah. Kalau urusan prediksi skornya kita tidak tahu, bukan tukang tebak sih. Tidak tahu skornya.
Anda berharap pertandingan final nanti baÂgaiÂmana?
Saya berharap anak-anak tetap semangat apapun hasilnya di Malaysia karena kuncinya itu ada di Indonesia. Jangan dibiarkan seperti pada saat di VietÂnam, seÂtelah MalayÂsia menang 2-0 di kandang, Vietnam seperti kehiÂlangan akal, buntu untuk menemÂbus pertaÂhanan Malaysia. Bukan kayak begitu.
Main di kanÂdang mereka, kita jangan terproÂvokasi agar tidak terkena kartu. Apalagi lima pemain kita kan sudah ada yang menganÂtongi kartu kuning. Itu yang harus disiasati, jangan sampai terjadi dikeluarkan dari lapangan.
Oh ya, banyak politisi menyaÂyangkan Timnas dan PSSI diÂjamu makan oleh AbuÂrizal Bakrie, komentar Anda?
Kalau soal jamuan itu terganÂtung dari sisi pandang mana yang mau dilihatnya. Kita kan kesana bukan dalam kapasitas Ical (nama panggilan Abu Rizal Bakrie) sebagai pimpinan parÂtai. Tapi seÂbagai pemilik perusahaan Bakrie Group yang suÂdah memÂbantu PSSI sekian lama, sekian banyak.
Dan dia berkenan juga memÂberiÂkan tanah seluas 25 hekÂtare untuk pembangunan inÂfraÂstruktur PSSI. Jadi, jangan diÂlihat dari kacamata yang semÂpit kaÂrena siapapun kita terima kalau ada yang mau seÂperti beliau.
Jadi selama ini yang memÂbantu Timnas apa memang hanya dari keluarÂga Ical?
Ya. Tapi saya tidak tahu kenapa beliau begitu antusias. Ya mungÂkin beliau ingin menyampaikan sesuatu lagi sebagai sumbangsih kepada sepakbola nasional. Kan dalam aturan PSSI jelas, yang penting kepengurusan sekarang ini betul-betul meletakkan dasar dan fundamental yang kuat. SeÂlanjutnya siapa yang akan meÂmimÂpin, terserah.
Jadi PSSI yakin tidak ada unsur politik di balik itu?
Sepakbola itu tidak boleh diÂcamÂpuradukkan dengan politik. Sangat dilarang.
Meski Nurdin Halid adalah politisi Partai Golkar dan Ical adaÂlah ketua umunnya?
Jangan dikait-kaitkan begitu. Kan banyak pengurus PSSI yang bukan dari Golkar juga datang. Jadi, nggak ada urusan dengan partai. Partai ya partai, sepakbola ya sepakbola.
Jadi, sama sekali tak ada kaiÂtanÂÂÂnya. Jangan dipolitisir. PSSI saja tidak mempolitisasi kenapa yang lain malah memÂpolitisasi. FaÂnaÂtisÂme yang sempit seperti ini.
Sekarang begini saja, kalau ada yang mau nyumbang ke kita, kita datangin. Kita bawa tim nasional, tidak ada masalah. Tapi sekarang pada diam saja sih.
Ngapain saja ketemu Ical?
Yang jelas, kita datang untuk menyampaikan terima kasih keÂpada keluarga Bakrie karena suÂdah banyak dibantu. [RM]
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.