WikiLeaks, Pemburu Kejahatan Rahasia AS

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/aldi-gultom-1'>ALDI GULTOM</a>
LAPORAN: ALDI GULTOM
  • Rabu, 01 Desember 2010, 18:40 WIB
WikiLeaks, Pemburu Kejahatan Rahasia AS
julian assange/ist
RMOL. Pendiri WikiLeaks, Julian Assange, yang kini menjadi buronan polisi internasional lebih banyak bergerak di kawasan negara-negara Skandinavia seperti Swedia dan Norwegia.

"Pemimpin WikiLeaks ini sudah lama tinggalkan AS dan bergerak di Skandinavia dan terakhir bermukim di Swedia," ujar Dynno Cressbon kepada Rakyat Merdeka Online, Rabu (1/12).

Menurut Dynno, Julian dan rekan-rekannya mendirikan kelompok peretas ini, karena tidak bersimpati pada kebijakan luar negeri Amerika Serikat, semenjak negeri Paman Sam itu melancarkan perang intelijen di sejumlah negara di Timur Tengah.

"Mereka menyatakan, akan terus memburu kejahatan rahasia AS di Irak, Afghanistan dan melakukan tindakan pembangkangan politik terhadap kebijakan luar negeri AS, yang dianggap menciptakan teror politik," umbar Dynno.

Dynno juga menjelaskan, bahwa WikiLeaks berkomunitas dengan hacker yang menyuplai hasil retasan dari berbagai tempat dan kemudian diumumkan ke situs WikiLeaks.
 
Selain itu, banyak juga veteran perang AS yang kecewa dengan kebijakan perang AS, terutama kebijakan perang pada zaman George W Bush, yang membangkang dan mengirimkan dokumen-dokumen operasi militer di Irak dan Afghanistan. 

"Mereka kenal secara virtual tak bertemu secara fisik, by online. Karena mereka mengkalim kelompok nirlaba, mereka sepertinya akan terus keluarkan dokumen-dokumen baik operasi intelijen dan lobi bisnis AS di negara-negara lain," ujarnya.

Julian Assange lahir di Australia pada 3 Juli 1971. Ia kini dikabarkan menjadi buronan nomor satu Organisasi Polisi Internasional (Interpol). Tapi bukan karena mengumbar dokumen-dokumen rahasia luar negeri dan militer AS, melainkan karena berdasarkan permintaan Swedia atas tuduhan pelecehan seksual. [ald]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA