Rakyat Merdeka Online mengamati hal itu dalam penerbangan dari Kota Tahuna di Pulau Sangihe menuju Manado dengan menggunakan Casa P-850 bersama rombongan Kepala Pusat Operasi Badan Koordinasi Keamanan Laut (Bakorkamla) Laksamana Pertama Susanto.
Pesawat yang dipiloti Mayor Bambang mendekati puncak gunung hingga berjarak beberapa ratus meter. Dari jarak itu tampak cukup jelas gumpalan awan putih tebal yang menutupi sebagian puncak gunung. Jejak aliran lava yang pernah mengalir keluar dari puncak gunung juga masih terlihat jelas, membelah hutan kelapa dan perkampungan di kaki gunung. Beberapa rumah penduduk terlihat begitu dekat dengan jejak aliran lava itu.
Sinar kemerahan yang dipancarkan Gunung Karangetang tidak dipandang sebagai hal yang luar biasa. Gunung yang terletak di perairan utara Sulawesi Utara itu , sekitar 15 menit terbang menggunakan Casa, memang terbilang aktif. Media setempat melaporkan bahwa kemarin (Sabtu, 30/10) Gunung Karangetang kembali memperdengarkan suara gemuruh.
Bulan Agustus lalu letusan Gunung Karangetang sempat mengganggu proses pemilihan kepala daerah Sulut. Sebulan kemudian, Gunung Karangetang kembali meletus. Setahun sebelumnya letusan Gunung Karangetang menewaskan empat warga di sekitar kaki gunung. Laporan lain menyebutkan bahwa letusan gunung itu pada 17 Agustus 2007 begitu semarak menyerupai pesta kembang api.
Pihak Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) telah mengimbau warga agar meningkatkan kewaspadaan dan segera melaporkan tanda-tanda ke arah aktivitas seismik yang lebih tinggi. [guh]
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: