MISTERI KAPOLRI

Kontras Tetap Harus Periksa Jenderal BHD

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/teguh-santosa-1'>TEGUH SANTOSA</a>
LAPORAN: TEGUH SANTOSA
  • Senin, 16 Agustus 2010, 16:16 WIB
Kontras Tetap Harus Periksa Jenderal BHD
RMOL. Meskipun sudah kembali bekerja di kantornya di Mabes Polri, sejumlah aktivis tetap akan melaporkan “hilangnya” Kapolri Jenderal Bambang Hindarso Danuri (BHD) ke kantor Kontras (Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan) di kawasan Jl Borobudur, Jakarta.

“BHD adalah orang No 1 di institusi penjaga keamanan masyarakat di negeri ini. Maka misteri hilangnya beliau selama beberapa hari kemarin, harus dibongkar setuntas-tuntasnya. Pasti ada persoalan serius di balik semua itu,” ujar Adhie Massardi, Koordinator Gerakan Indonesia Bersih (GIB), salah seorang aktivis yang akan melaporkan hilangnya Kapolri ke Kontras.

Karena Kapolri juga adalah warga negara Indonesia, menurut Adhie, Kontras juga punya kewajiban moral untuk menguak tabir gelap di balik hilangnya Kapolri beberapa hari lalu. Kontras harus pro-aktif mendatangi Kapolri, dan mengorek keterangan apa yang sebenarnya terjadi.

“Kalau memang BHD ‘disandera’ atau dapat ancaman serius, maka kita, rakyat Indonesia, harus segera merapatkan barisan guna bersama-sama melakukan perlawanan terhadap si pengancam,” kata Adhie.

Adhie menduga misteri hilangnya BHD ada kaitan langsung dengan isu rekaman percakapan Ade-Ary yang semula diakui ada oleh Kapolri dan Jaksa Agung, tapi ternyata tidak ada.

“Ada kekuatan lain yang menekan Kapolri dan Jaksa Agung. Mengungkap siapa yang menekan kedua petinggi hukum itu, merupakan tugas moral Kontras,” kata Adhie serius. [guh]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA