"Dalam pemberantasan mafia hukum, dalam unsur negara ada istilah
sleeping with the enemy. Penting pernyataan dari Denny (Sekrtaris Satgas) sejauh mana Istana sudah bersih dari mafia karena Denny pernah mengatakan Istana sebagai pusat mafia," ujar pengamat hukum tata negara, Refly Harun, saat mengisi diskusi "Satgas Memelas Mafia Meluas" di Cikini, Jakarta, Sabtu (7/8).
Refly juga mengkritisi gaya kepemimpinan Presiden SBY yang tidak pernah tegas memimpin upaya pemebersihan institusi-institusi hukum tradisional semacam Kejaksaan Agung dan Polri dari transaksi mafia.
"Kita harus lihat juga kepemimpinan Presiden. Kepemimpinan SBY tidak pernah
direct untuk mengatakan sesuatu, meskipun latar belakangnya militer, tapi tidak pernah tegas mengutarakan sesuatu," jelasnya.
Oleh karena itu, menurut Refly, SBY menggunakan Kuntoro Mangkusubroto Cs sebagai pemicu pembersihan diri institusi-institusi tradisional.
"SBY berpikir kalau tidak ada
trigger semacam Satgas, tidak akan ada pembersihan di institusi tradisional. Mengapa tidak presiden saja berhentikan kepala Polri atau Jaksa Agung kalau memang institusi mereka tidak pernah bersih dari mafia," tegasnya.
[ald]