Redenominasi, Tidak Penting dan Bau Proyek

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/aldi-gultom-1'>ALDI GULTOM</a>
LAPORAN: ALDI GULTOM
  • Rabu, 04 Agustus 2010, 09:42 WIB
Redenominasi, Tidak Penting dan Bau Proyek
Jakarta, RMOL.
Belum lagi dilantik menjadi Gubernur Bank Indonesia (BI), Darmin Nasution sudah melempar wacana asing, yakni pemotongan nilai rupiah alias redenominasi, yang memecah konsentrasi kabinet.

Tak sekadar membuat pemerintah kelabakan menenangkan masyarakat yang shock, wacana Darmin juga menambah daftar tudingan miring pada pemerintah.

Anggota Badan Anggaran DPR, Bambang Soesatyo, menuduh rencana yang bisa direalisasikan dua sampai tiga tahun mendatang itu kental dengan aroma proyek.

"Wacana ini penuh aroma proyek, proyek cetak uang baru," katanya kepada Rakyat Merdeka Online, Rabu (4/8).

Redenominasi juga diindikasi sebagai proyek kepentingan asing. Mendorong orang Indonesia menukar rupiah-nya ke dolar, mendoring para deposan di Tanah Air melemparkan uangnya ke negara lain.

"Jadi ada kepentingan asing, sadar atau tidak sadar dilakukan Darmin. Tapi saya yakin Darmin sadar, karena dia bukan orang bodoh," tegasnya.

Selasa sore kemarin, usai bertemu Menteri Keuangan Agus Martowardoyo dan Darmin Nasution, Wakil Presiden Boediono mengatakan bahwa pemberlakuan redenominasi rupiah akan dilakukan pada saat yang tepat. Ia mengatakan, dibutuhkan studi serius dan mendalam sebelum melaksanakan hal itu. Sementara itu, ia meminta agar masyarakat tenang menghadapi wacana ini

Sedangkan, Menteri Negara Koperasi dan UKM Syarief Hassan termasuk dalam kelompok anggota KIB yang tidak sepakat dengan ide Darmin. Menurut mantan Ketua Fraksi Partai Demokrat di DPR ini, tidak alasan mendesak bagi Indonesia untuk mewujudkan wacana itu. Di bahkan mengatakan, redenominasi bukan sesuatu yang urgent atau penting untuk dilakukan. [ald]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA