Inspirasi dari Perang Napoleon

 OLEH: <a href='https://rmol.id/about/jimmy-h-siahaan-5'>JIMMY H SIAHAAN</a>
OLEH: JIMMY H SIAHAAN
  • Sabtu, 08 November 2025, 05:59 WIB
Inspirasi dari Perang Napoleon
Lukisan Perang Napoleon. (Foto: Wikipedia)
BAGI Napoleon, "Perang adalah sebuah keberanian." Namun ternyata tidak berhenti di dalam pertempuran semata. Perang ternyata membawa inspirasi bagi kaum seniman yang ternyata membuat karya besar.

Lebih dari lima puluh karya besar lahir dari ide dalam pertempuran. Karya besar ini ditulis lebih tiga puluh pengarang. Ada cerita dibalik pertempuran.

"Menulis adalah sebuah keberanian," kutipan dari Pramoedya Anantara Noer. Tidak berbeda dengan perang. 

Inspirasi ternyata tidak hanya lahir dari medan pertempuran, dari kamp tahanan seperti di Siberia, The Gulag Archipelago, Alexander Solzhenitsyn, ada karya Bumi Manusia yang hebat lahir di pulau Buru. Ternyata ada pesan datang di tengah penderitaan kemanusiaan.

Perang Napoleon (1803-1815), pertempuran  terbesar dan paling berdarah di Eropa sebelum PD I adalah Pertempuran Leipzig tahun 1813, yang melibatkan lebih dari setengah juta pasukan.

Napoleon Bonaparte (lahir Napoleone di Buonaparte;  (15 Agustus 1769-5 Mei 1821), kemudian dikenal dengan nama kerajaannya Napoleon I. Ia adalah seorang jenderal dan negarawan Prancis yang menjadi terkenal selama Revolusi Prancis dan memimpin rangkaian kampanye militer di seluruh Eropa selama Perang Revolusi Prancis.

Napoleon Bonaparte terkenal karena kejeniusan militernya, keberhasilannya dalam ekspansi wilayah kekaisaran Prancis, serta reformasi hukum dan administrasi yang ia lakukan, termasuk penandatanganan Kode Napoleon. 

Goethe dan Pertempuran

Johann Wolfgang von Goethe hadir di Pertempuran Valmy pada 20 September 1792 sebagai prajurit Prusia dan menuliskan pengamatannya tentang momen bersejarah tersebut. 

Ia terkesan dengan kemenangan Prancis yang dianggapnya sebagai "kelahiran baru" dan awal era baru dalam sejarah dunia, dan terkenal dengan kutipannya yang mengatakan bahwa ia hadir pada momen penting itu. 

Goethe tidak hanya menjadi pengamat, tetapi juga menjadi saksi mata pertempuran sebagai bagian dari tentara Prusia.

Pertempuran Valmy dianggap sebagai kemenangan besar pertama Tentara Prancis selama Revolusi Prancis.

Kemenangan Prusia diyakini kemungkinan akan mengakhiri Revolusi Prancis secara tiba-tiba, sehingga kemenangan Prancis dianggap sebagai titik balik yang sangat penting.

Goethe meninggalkan komentar terkenal, "Dari tempat ini dan sejak hari ini dimulailah era baru dalam sejarah dunia dan Anda semua dapat mengatakan bahwa Anda hadir pada kelahirannya". 

Pertempuran Valmy, juga dikenal sebagai Pertempuran Meriam Valmy, adalah kemenangan besar pertama tentara Prancis selama Perang Revolusi.

Leo Tolstoy: Perang dan Damai

Pada tahun 1851, Tolstoy ikut dengan kakak laki-lakinya, Nikolay, seorang perwira militer di Kaukasus dan akhirnya bergabung dengan tentara Rusia. Dia kemudian mengambil bagian dalam Perang Krimea (1853-1956) dan bertugas di sebagai perwira artileri di Pengepungan Sevastopol.

Tolstoy masih berusia 27 tahun saat Sevastopol jatuh ke tangan Sekutu. Di sela-sela pertempuran, ia menulis cerita perang dan menjadi sastrawan ternama setelah Perang Krimea berakhir.

Perang dan Damai adalah sebuah karya sastra karya pengarang Rusia Leo Tolstoy. Berlatar belakang Perang Napoleon, karya ini terdiri dari narasi fiksi dan bab-bab di mana Tolstoy membahas sejarah dan filsafat. 

Versi awal diterbitkan secara berseri mulai tahun 1865, setelah itu seluruh buku ditulis ulang dan diterbitkan pada tahun 1869. Karya ini dianggap, bersama dengan Anna Karenina, sebagai pencapaian sastra terbaik Tolstoy, dan tetap menjadi karya klasik sastra dunia yang dipuji secara internasional . 

Buku ini mengisahkan invasi Prancis ke Rusia dan dampaknya selama era Napoleon. Buku ini menggunakan lima narasi yang saling terkait yang mengikuti berbagai keluarga bangsawan Rusia untuk menggambarkan dampak Napoleon terhadap masyarakat Tsar.

Sebagian dari versi sebelumnya, berjudul Tahun 1805, dimuat berseri di The Russian Messenger dari tahun 1865 hingga 1867 sebelum novel tersebut diterbitkan secara keseluruhan pada tahun 1869. 

Tolstoy mengatakan bahwa karya sastra Rusia terbaik tidak memenuhi standar dan karena itu ragu untuk mengklasifikasikan Perang dan Damai dengan mengatakan bahwa karya tersebut "bukanlah sebuah novel, apalagi puisi, dan apalagi kronik sejarah".

Bagian-bagian besar, terutama bab-bab selanjutnya, lebih merupakan diskusi filosofis daripada narasi. Ia menganggap Anna Karenina sebagai novel pertamanya yang sebenarnya.

Perang, Perdagangan, dn Bajak Laut

Conrad Jones, dalam buku  berjudul, "Victory" tentang Trinitas Lama yakni Perang, Perdagangan, dan Bajak Laut. Ia menulis novel dan cerita, banyak di antaranya berlatar bahari, yang menggambarkan krisis individualitas manusia di tengah apa yang ia anggap sebagai dunia yang acuh tak acuh, sulit dipahami, dan amoral.

Conrad dianggap sebagai penganut aliran impresi sastra oleh sebagian orang dan penganut modernisme awal oleh sebagian lainnya, meskipun karya-karyanya juga mengandung unsur realisme abad ke-19. 

Menulis mendekati puncak Kekaisaran Inggris, Conrad memanfaatkan pengalaman nasional Polandia selama hampir seluruh hidupnya, dibagi di antara tiga kekaisaran pendudukan catatan dan pengalamannya sendiri di angkatan laut,  perang Prancis dan Inggris, untuk menciptakan cerita pendek dan novel yang mencerminkan aspek-aspek dunia yang didominasi Eropa termasuk imperialisme dan kolonialisme dan yang secara mendalam mengeksplorasi.

Perang berakhir, lahir karya agung Stendhal's novel The Charterhouse of Parma, Victor Hugo, novel menceritakan kekalahan Napoleon. Perang Waterloo. Adieu adalah sebuah novel karya Honoré de Balzac di mana dapat ditemukan deskripsi singkat tentang mundurnya Prancis dari Rusia, khususnya pertempuran Berezina.

William Makepeace Thackeray's novel Vanity Fair berlangsung selama Perang Napoleon 1815, salah satu protagonisnya meninggal di Battle of Waterloo.

Sylvia's Lovers oleh Elizabeth Gaskell berlatar belakang rumah Inggris selama Perang Napoleon. The Duel, sebuah cerita pendek oleh Joseph Conrad, menceritakan kisah berdasarkan peristiwa nyata dari dua perwira Hussar Prancis yang membawa dendam panjang dan bertarung dalam duel setiap kali mereka bertemu selama Perang Napoleon. 

"Mr Midshipman Easy" (1836), novel semi-otobiografi oleh Kapten Frederick Marryat, yang menjabat sebagai perwira Angkatan Laut Kerajaan (1806–1830) termasuk selama Perang Napoleon. Le Colonel Chabert oleh Honoré de Balzac. Setelah terluka parah selama pertempuran Eylau (1807), Chabert, seorang kolonel.

The Count of Monte Cristo oleh Alexandre Dumas, père dimulai pada akhir Perang Napoleon. Austen menjalani sebagian besar hidupnya selama Revolusi Prancis dan Perang Napoleon.

Inggris masa perang membentuk bagian dari latar belakang umum untuk beberapa di antaranya: dalam Pride and Prejudice (1813, tetapi mungkin ditulis selama tahun 1790-an), Pride and Prejudice lokal milisi (sukarelawan sipil) telah dipanggil untuk pertahanan rumah dan petugasnya memainkan peran penting dalam plot; di Mansfield Park (1814).

Persuasion (1818), Frederic Wentworth dan beberapa karakter lainnya adalah perwira angkatan laut yang baru saja kembali dari dinas. Charlotte Brontë's novel Shirley (1849), berlatar Perang Napoleon, mengeksplorasi beberapa dampak ekonomi dari perang di pedesaan Yorkshire. Sir Arthur Conan Doyle, Brigadier Gerard melayani sebagai tentara Prancis selama Perang Napoleon.

Fyodor Dostoevsky buku The Idiot memiliki karakter, Jenderal Ivolgin, yang menyaksikan dan menceritakan hubungannya dengan Napoleon selama Kampanye Rusia. Kemudian diidentifikasi sebagai Chevalier de Breuc, dalam serangkaian dua belas novel oleh Dennis Wheatley

Buku Hornblower oleh C.S. Forester mengikuti karier angkatan laut Horatio Hornblower selama Perang Napoleon. Juga oleh C.S. Forester dua novel Perang Semenanjung di Spanyol dan Portugal.

Serangkaian novel sejarah oleh penulis Cynthia Harrod-Eagles. Novel Richard Bolitho karya Alexander Kent menggambarkan periode sejarah ini dari perspektif angkatan laut. G.S. Beard, penulis dua novel (2010) tentang John Fury, perwira angkatan laut Inggris selama Perang Napoleon.

Robert Challoner, penulis tiga novel dalam seri tentang Charles Oakshott, perwira angkatan laut Inggris dalam Perang Napoleon. David Donachie's John Pearce series tentang pelaut terdesak yang menjadi perwira angkatan laut Inggris selama perang Revolusi Prancis dan Perang Napoleon. Julian Stockwin's Thomas Kydd series menggambarkan perjalanan satu orang dari orang terdesak ke Laksamana di masa Perang Prancis dan Napoleon.

Simon Scarrow seri Napoleon. Bangkitnya Napoleon dan Wellington dari awal yang sederhana menjadi pemimpin sejarah yang paling luar biasa dan terkemuka. Empat buku dalam seri.

Serial Lord Ramage oleh Dudley Pope berlangsung selama Perang Napoleon. Jeanette Winterson's 1987 novel The Passion. Georgette Heyer's 1937 novel An Infamous Army menceritakan nasib sebuah keluarga menjelang dan selama, Battle of Waterloo. 

Novel Heyer terkenal karena penelitiannya yang cermat tentang kemajuan pertempuran, menggabungkan penulisan roman periode yang terkenal dengan penelitiannya yang terperinci tentang sejarah.

The Battle, buku tersebut menggambarkan 1809 Pertempuran Aspern-Essling antara Kekaisaran Prancis di bawah Napoleon dan Kekaisaran Austria. Dalam novel Jasper Kent Twelve, 1812 Russian Invasion berfungsi sebagai cerita dasar untuk buku tersebut. 

Dalam buku-buku selanjutnya dari The Danilov Quintet, perang ini terus-menerus disebutkan. The Fighting Sail series oleh Alaric Bond menggambarkan kehidupan dan aksi di atas kapal Angkatan Laut Kerajaan selama Perang Revolusi dan Perang Napoleon. 

Perang terakhir Napoleon Bonaparte adalah Pertempuran Waterloo yang terjadi pada 18 Juni 1815 di dekat Waterloo, Belgia saat ini. Kekalahan telak dalam pertempuran ini mengakhiri kekuasaan Napoleon sebagai Kaisar Prancis dan mengakhiri perang selama 23 tahun antara Prancis dan kekuatan-kekuatan Eropa lainnya. Pasukan Prancis di bawah Napoleon melawan koalisi yang dipimpin oleh Gubernur Wellington dan Marsekal Blücher.

Mengakhiri "Seratus Hari" pemerintahan Napoleon dan secara permanen menghancurkan kekuasaan kekaisarannya. Perang Napoleon berakhir, dan meninggal pesan, imaginasi, storyteller, film, dan inspiratif yang luar biasa bagi kebudayaan dunia, karena melahirkan karya besar. Di lain pihak membuat dimulainya Inggris bangkit sebagai  "kekuatan baru" di Eropa. Perang dan menulis adalah suatu keberanian. rmol news logo article

*Penulis adalah Eksponen Gema 77/78 


Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA