Peristiwa ini harus dipahami dengan hati yang tenang, bukan dengan amarah yang membakar. Karena setiap duka rakyat adalah amanah yang wajib dihormati, namun sangat berbahaya bila duka itu dijadikan alat untuk memecah belah.
Jangan biarkan duka ojol diperalat atau dipolitisasi. Waspadai narasi provokatif yang ingin menunggangi kesedihan ini. Yang dibutuhkan sekarang adalah ketenangan, bukan provokasi.
Dalam situasi berduka, publik biasanya menanti bagaimana negara hadir. Karena itu, langkah cepat Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo patut diapresiasi.
Jumat dini hari, 29 Agustus 2025, Kapolri datang langsung ke RSCM menemui keluarga korban, memeluk mereka, dan menyampaikan permintaan maaf tulus.
Bahkan, Kapolri menitikkan air mata, sesuatu yang jarang terlihat dari seorang pejabat tinggi negara. Tindakan ini menunjukkan bahwa Polri tidak hanya bekerja dengan aturan hukum, tetapi juga dengan hati nurani.
Lebih jauh, Kapolri juga menegaskan bahwa proses hukum berjalan transparan. Anggota Brimob yang berada di mobil rantis telah diperiksa, dan evaluasi menyeluruh atas prosedur pengamanan aksi segera dilakukan.
Kejadian ini adalah peristiwa penuh duka, bukan niat represif. Justru dari sikap terbuka Kapolri kita melihat negara berani introspeksi dan memperbaiki diri.
Dari sini, masyarakat agar tidak terburu-buru menyimpulkan, melainkan memberi ruang bagi proses hukum berjalan dengan adil.
Publik harus ingat bahwa dalam setiap musibah besar, selalu ada pihak yang berusaha membelokkan duka menjadi alat politik.
Jangan biarkan narasi provokatif menjerumuskan kita. Emosi bisa membuat kita kehilangan arah, padahal aparat sudah menunjukkan tanggung jawab dan keterbukaan.
Demokrasi yang sehat bukan diukur dari kerasnya teriakan, tetapi dari kemampuan rakyat menjaga akal sehat di tengah cobaan.
Jangan biarkan duka yang tulus berubah menjadi komoditas politik. Tugas kita adalah menjaga kedamaian agar demokrasi tetap berjalan dengan matang.
Presiden Prabowo Subianto saat ini tengah membawa Indonesia ke panggung dunia, membangun diplomasi yang mengangkat martabat bangsa.
Dari Forum Ekonomi Internasional St. Petersburg bersama Presiden Vladimir Putin, pertemuan dengan Presiden Brasil Luiz InĂ¡cio Lula da Silva, hingga perundingan dengan Uni Eropa dan dukungan Australia terhadap keanggotaan Indonesia di OECD dan CPTPP, semua menunjukkan bahwa Indonesia semakin diperhitungkan.
Di saat kita berduka, mari jangan lupakan langkah besar yang sedang ditempuh bangsa ini. Presiden Prabowo sedang memperjuangkan diplomasi dan martabat Indonesia.
Jangan biarkan duka kita dimanfaatkan oleh mereka yang ingin mengikis kepercayaan rakyat pada pemerintah dan aparatnya.
Selain itu, ketabahan kawan-kawan ojol dalam menghadapi hujan, panas, dan macet harus juga hadir dalam menghadapi duka.
Kesabaran itu adalah kekuatan. Percayalah, negara melalui Kapolri sudah menunjukkan empati, dan kebenaran akan ditegakkan.
Sebagai penutup, pesan ini bukan hanya untuk ojol, tetapi juga untuk seluruh rakyat Indonesia. Mari kita waspadai narasi provokatif. Jangan biarkan duka ini dipelintir atau dipolitisasi.
Bersama Presiden Prabowo yang sedang membangun martabat bangsa, dan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo yang berani menunjukkan empati.
Indonesia berada di jalur yang benar. Mari kita jaga hati, jaga persatuan, dan jaga masa depan bangsa ini.
Penulis adalah pendiri Haidar Alwi Care dan Haidar Alwi Institute
BERITA TERKAIT: