In Search of the Light:

Transmigrasi Baru, ITB, dan Panggilan untuk Bangsa

 OLEH: <a href='https://rmol.id/about/r-muhammad-zulkipli-5'>R. MUHAMMAD ZULKIPLI*</a>
OLEH: R. MUHAMMAD ZULKIPLI*
  • Rabu, 28 Mei 2025, 11:44 WIB
Transmigrasi Baru, ITB, dan Panggilan untuk Bangsa
Stadium Generale di Institut Teknologi Bandung, 28 Mei 2025. Foto: Dok. pribadi.
“Somewhere, something incredible is waiting to be known.” - Carl Sagan

CAHAYA tidak pernah berdiri sendiri. Ia hadir melalui interaksi: antara sumber, medium, objek, dan mata yang melihat. Pandangan ini bukan hanya teori fisika, tetapi refleksi realitas kehidupan: penuh bias, hambatan, dan ketidakpastian. Seperti yang diungkapkan oleh Carl Sagan, pengetahuan itu luas, misterius, dan seringkali menunggu untuk ditemukan -begitu pula dengan pembangunan bangsa.

Transmigrasi sering dipersepsikan sekadar sebagai program pemindahan penduduk. Padahal, di balik itu, ada laboratorium besar pembangunan yang menyatukan beragam aktor: pemerintah, masyarakat lokal, transmigran, swasta, akademisi, dan lingkungan hidup.

Dalam Stadium Generale di Institut Teknologi Bandung, 28 Mei 2025, Menteri Transmigrasi, Iftitah Sulaiman Suryanagara, menyampaikan dengan penuh keyakinan: Transmigrasi Baru bukan hanya tentang memindahkan manusia, tetapi tentang menciptakan pusat-pusat pertumbuhan yang tangguh: pusat ekonomi, pusat inovasi, pusat kolaborasi lintas sektor, dan pusat ketahanan bangsa. Ini bukan sekadar program, tetapi visi untuk menjadikan kawasan transmigrasi sebagai episentrum kemajuan Indonesia.

Di bawah kepemimpinannya sebagai pemikir, prajurit, dan negarawan, Menteri Iftitah merumuskan kerangka 5T+. Trans Tuntas: Penyelesaian backlog hak tanah dan kepastian legalitas sebagai dasar keadilan dan keberlanjutan pembangunan; Trans Lokal: Memberikan insentif dan perlindungan hak-hak ekonomi warga lokal, memastikan mereka menjadi bagian penting dalam pertumbuhan kawasan; Trans Karya Nusa: Mendorong industrialisasi dan hilirisasi di kawasan transmigrasi, sebagaimana konsep dasar Transmigrasi yang digagas oleh Proklamator kita, Bung Hatta -untuk menciptakan kemandirian ekonomi berbasis potensi lokal dan membuka lapangan kerja baru;

Trans Patriot: Membangun generasi pemimpin masa depan melalui pendidikan, riset, dan pengabdian di kawasan transmigrasi; Trans Gotong Royong: Memastikan sinergi dan kolaborasi aktif antara kementerian dan lembaga, baik di pusat maupun daerah, serta korporasi lokal hingga perusahaan multinasional dimulai dari tahap perencanaan, perwujudan, hingga pengembangan kawasan secara berkelanjutan.

Sebagaimana diingatkan oleh Marie Curie, perintis fisika dan kimia, peraih Nobel Fisika dan Nobel Kimia: “One never notices what has been done; one can only see what remains to be done.” (Kita sering tidak menyadari apa yang telah dilakukan; kita hanya melihat apa yang masih harus dikerjakan.)

Semangat Curie adalah semangat Transmigrasi Baru: kerja tanpa henti, belajar dari kegagalan, mengatasi keterbatasan, dan membangun masa depan dengan keberanian. Marie Curie, seorang perempuan di dunia yang didominasi laki-laki, tidak hanya menemukan unsur baru, tetapi menciptakan paradigma baru dalam sains. Begitu pula Transmigrasi Baru: bukan sekadar meneruskan program lama, tetapi mendobrak batasan lama, menciptakan model baru, dan mengintegrasikan keberagaman aktor menjadi kekuatan bersama untuk Indonesia Maju.

Di tengah tantangan, kita diajak untuk tidak larut dalam pencapaian yang telah diraih, tetapi terus melihat ke depan: apa yang harus kita lakukan, apa yang perlu diperbaiki, dan bagaimana kita bergerak bersama.

Transmigrasi Baru bukanlah jalan yang mulus. Ia seperti cahaya: harus melewati bias, pembiasan, dan refleksi. Tetapi justru di sanalah letak kekuatannya. Keberhasilan Transmigrasi Baru bergantung pada kolaborasi: pemerintah, akademisi, praktisi, masyarakat sipil, dan generasi muda. Kita semua adalah bagian dari ekosistem ini.

Maka inilah panggilan kita bersama: menyalakan lentera di setiap sudut negeri, membangun ruang-ruang harapan, dan menciptakan masa depan yang lebih cerah -untuk Tuhan, bangsa, dan almamater. In harmonia progressio.
EDITOR: ADE MULYANA

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA