Artinya jika kebijakan luar negeri AS masih pro zionis, maka Israel tetap eksis menghadapi kelompok Hamas, Hizbullah Lebanon, Syiah Houthi, bahkan dengan seluruh aliansi perlawanan negara Arab.
Tinggal siapa yang jadi arang, siapa yang jadi abu!
Apa yang terjadi jika negara produsen menyetop penjualan senjata, sementara senjata di gudang sudah habis?
Sedangkan Israel dan Iran tidak mau berdamai dan terus ingin berperang? Dendam kesumat antaretnis yang telah menjadi musuh bebuyutan berurat akar sejak lama ribuan tahun lalu.
Harga diri, air mata, penderitaan, kematian, kerugian sudah tak terbilang. Barang tentu masing-masing pihak akan melakukan perang puputan "Tiji Tibeh", mati satu mati semua bang.
Hulu ledak nuklir saling mengarah dan menghancurkan antarnegara. Sudah saatnya Indonesia memiliki senjata nuklir, Ikut dalam kancah persiapan kondisi perang nuklir!
Jangan hanya sebagai korban imbas bom nuklir. Dirgahayu TNI.
Penulis adalah Pengamat Hukum dari The Indonesian Reform
BERITA TERKAIT: