Menuntaskan apa yang belum tuntas. Menyempurnakan rencana program jangka panjang yang belum sepenuhnya selesai. Inilah lanjutan dari "Agenda Perubahan".
Mendengar kabar ini, mayoritas pendukung, terutama yang berada di Jakarta cukup antusias. Semangat berkampanye lahir kembali. Sempat rehat, hanya sejenak, lalu siap siaga bersama Anies Baswedan bekerja untuk warga Jakarta. Dimulai dari Pilgub DKJ (Daerah Khusus Jakarta).
Majunya Anies Baswedan di kontestasi Pilgub Jakarta untuk yang kedua kali memaksa calon lawan harus berpikir ulang.
Pertama, Anies Baswedan itu petahana. Teorinya: berat lawan petahana. Akses kekuasaan dan infrastruktur jaringan sudah terbentuk dan sangat kokoh.
Kedua, Anies Baswedan sangat populer. Popularitasnya positif. Terutama terkait integritas dan prestasinya sebagai Gubernur Jakarta.
Daya tahan dan ketangguhan Anies Baswedan dalam menghadapi "penjegalan dan kriminalisasi" telah terbukti selama menjalankan tugas sebagai gubernur (2017-2022). Anies cukup tangguh melawan raksasa kekuasaan.
Ketiga, di Pilpres 2024 lalu, suara Anies di Jakarta cukup besar. Hampir 50 persen. Itupun lawan Prabowo-Gibran dengan penetrasi logistik yang tak terbatas. Disamping ada capres-cawapres 03 yaitu Ganjar-Mahfud. Ada nama-nama beken di panggung nasional sebagai kompetitornya.
Partai apa saja yang akan mengusung Anies Baswedan? Sulit bagi Nasdem, PKB dan PKS mencari alasan menolak pencalonan Anies Baswedan. Pencalonan Anies Baswedan di Pilgub DKJ paling realistis. Peluang menangnya sangat besar.
Infonya, ada partai di luar Nasdem, PKB dan PKS yang akan ikut mendukung Anies. Yaitu PDIP. Partai pemenang ke-2 pemilu di DKJ setelah PKS. PKS punya 18 kursi, sedangkan PDIP punya 15 kursi. PDIP dan Koalisi Anies Baswedan sedang dalam proses mematangkan komunikasi.
Bicara Jakarta, ya tokohnya Anies Baswedan. Populer, berprestasi, dan punya pendukung besar yang sangat antusias. Para pendukung Anies nampak sangat loyal. Bahkan militan. Ini modal yang tidak dimiliki oleh para kandidat lain.
Lalu, siapa yang akan diusung PSI, Gerindra, Golkar, Demokrat dan PAN sebagai rival Anies Baswedan?
Khusus untuk PAN, adakah kemungkinan mengulang Pilgub Jakarta 2017 lalu? Dimana PAN di putaran kedua ikut mendukung Anies Baswedan.
Pilgub DKJ beda dengan pilpres. Partai koalisi pendukung Prabowo ada kemungkinan juga pecah. Masing-masing partai diberi kebebabasan untuk menentukan pilihan koalisinya.
Prabowo bukan Jokowi. Prabowo dan Jokowi berbeda. Prabowo selama ini punya jiwa kenegarawanan yang cukup tampak. Kemungkinan Prabowo tidak menunjukkan intervensinya secara terang-terangan.
Kalau saja intervensi, tidak akan vulgar. Apalagi, Pilgub DKJ, juga seluruh pilkada akan dilaksanakan di bulan nopember. Satu bulan setelah Prabowo baru dilantik jadi presiden.
Biasanya, pemimpin yang baru dilantik itu akan tampil
cool, dan super hati-hati. Masih membaca situasi. Baru garang ketika sudah masuk periode kedua.
Mungkinkah Gerindra juga akan ikut mendukung Anies Baswedan? Kita tunggu dinamikanya.
Penulis adalah Pengamat Politik dan Pemerhati Bangsa
BERITA TERKAIT: