Prabowo Subianto, sejak bergabung dengan Joko Widodo, tidak lagi bisa kampanye perubahan. Apalagi Gibran Rakabuming Raka menjadi cawapresnya. Sementara Ganjar mengusung
tagline "lanjutkan".
Sayangnya, Ganjar telah ditinggalkan oleh Jokowi. Malah berhadap-hadapan sangat keras dengan jagoannya Jokowi. Dilematis! Mau lanjutkan, Jokowi di posisi lawan. Mau usung perubahan, nggak mungkin lagi.
Tanggal 18 November 2023, Ikatan Alumni Universitas Negeri Makassar (IKA UNM) mengadakan Sarasehan Nasional 2023. Tiga capres yang diundang yaitu Anies Baswedan, Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo. Di sarasehan ini, rakyat terdidik Makassar ingin mendengar apa gagasan para capres ini untuk Indonesia masa depan.
Sayangnya, Prabowo tidak hadir. Dalam banyak acara seminar, sarasehan, dialog dan sejenisnya, Prabowo seringkali absen. Konon katanya, tim Prabowo mendesain agar Prabowo jauh dari acara gagasan dan debat. Di sisi ini, Prabowo punya kelemahan. Terutama kelemahan di sisi emosi. Takut gebrak meja. Ini bisa menjadi blunder dan menggerus elektabilitasnya. Ah, yang benar? Faktanya memang Prabowo sering absen.
Dalam sejumlah pertemuan, Prabowo justru tampil dengan jogetan. Terakhir ketika mengambil nomor urut di KPU pada 13 November 2023. Video joget Prabowo, yang diikuti Gibran viral.
Ada info yang menarik. Dalam acara sarasehan ini, Ganjar mendapat giliran pagi. Anies giliran siang, sebagai pembicara kedua. Kenapa begitu? Info yang beredar: jika Anies yang pertama, audiens pulang. Sesi Ganjar bisa sepi. Audiens akan banyak yang pulang Maka, diatur Ganjar yang pertama, dan Anies berpidato di sesi kedua. Faktanya, peserta yang hadir di sesi kedua lebih banyak. Kesimpulan teknisnya: panitia bijak.
Perubahan adalah keharusan. Perubahan dibutuhkan. Tidak ada yang bisa menghalangi perubahan, karena perubahan adalah sunnatullah. Ini kata pembuka dari Nurdin Halid, ketua IKA UNM.
Giliran rektor UNM mengisi sambutan kedua. Dalam sambutannya, rektor UNM mengatakan: "Insya Allah Anies Baswedan, Phd jadi presiden. Kita dengarkan calon pemimpin masa depan kita memaparkan gagasan-gagasannya dalam sarasehan ini. Sambutan rektor UNM seperti mengajak audiens untuk mendukung Anies.
Dalam acara Sarasehan Nasional 2023 IKA UNM ini, ada tiga panelis yang dihadirkan: Rocky Gerung, Zaenal Arifin Muchtar dan Awalil Rizki.
Dalam pidatonya, Anies mengungkapkan bahwa gagasan Indonesia sudah muncul di abad 19. Abad 20 gagasan Indonesia terealisasi dalam satu bangsa, satu teritori, satu bahasa dan satu negara. Satu PR yang belum tertuntaskan adalah "satu kesejahteraan". Satu kesejahteraan artinya rakyat harus dapat secara bersama-sama mengakses dan menikmati kekayaan negara secara adil.
Anies menyinggung soal investasi, hubungannya dengan penyerapan tenaga kerja. Investasi besar-besaran di pertambangan. Tapi hanya menyerap 1 persen tenaga kerja. Mengapa tidak investasi di bidang pertanian, perkebunan dan peternakan? Di sektor ini bisa menyerap 44 persen tenaga kerja. Dari sini akan ada pemeratan kesejahteraan.
Anies juga menyinggung soal indeks demokrasi yang turun. 2015 indeks demokrasi 7.03. Sekarang 6,71. Indeksi persepsi korupsi. 2015 indeks persepsi korupsi 36, sekarang 34. Indeks kebebasan pers tahun 2015 itu 59,25 sekarang 54,83. Di sinilah narasi perubahan itu digaungkan oleh Anies Baswedan.
Masuk sesi panel, ada pertanyaan Rocky yang cukup menarik. Sebelum bertanya, seperti biasa Rocky berkomentar dulu. Sebagian komentar Rocky berbahasa Inggris. Kata Rocky, karena dia (Anies) paham bahasa Inggris, maka saya pakai bahasa Inggris, seloroh Rocky. Komentar Rocky seperti menyinggung pembicara pertama, Ganjar. Pertanyaan Rocky kepada Anies: "Anda mau ubah UU ITE itu untuk saya atau untuk bangsa ini?" Jleb!
"Anies menjawab: ketika saya dikritik karena kebijakan, maka saya akan membuat kebijakan yang makin kuat argumentasinya supaya rakyat bisa menerima." Anies membuka masukan, kritik dan dialog dengan rakyat atas semua kebijakannya. Ini jadi ciri khasnya.
"Ketika ada pro dan kontra tentang kebijakan, kata Anies, ini akan menjadi
public education". Kalimat ini sekaligus membongkar fakta adanya ketakutan rakyat selama ini melakukan kritik kepada pemerintah. Pesan yang ingin disampaikan Anies adalah "mari kita lakukan perubahan".
Penulis adalah pengamat politik dan pemerhati bangsa
BERITA TERKAIT: