Yenny Wahid, putri Gus Dur, misalnya menjadi Tim Pemenangan Nasional untuk pasangan Ganjar Pranowo dan Mahfud MD dari koalisi PDIP, PPP, Hanura dan Perindo. Maka, kemungkinan besar untuk pilpres beliau akan mencoblos gambar Ganjar-Mahfud.
Tapi untuk pemilihan anggota legislatif (pileg) Yenny sudah mengatakan terus terang memilih PSI (Partai Solidaritas Indonesia). Terungkap dari dialognya di X (dulu twitter) dengan @jonny_joenatan dikatakan: “saya pilih partai PSI untuk pemilu ini”.
Apakah bisa? Bisa sekali.
Demikian pula sebaliknya, ada yang suka sekali dengan Prabowo, tapi enggan dengan Pertai Gerindra misalnya. Ya bisa saja ia memilih Prabowo-Gibran saat mencoblos di pilpres, tapi untuk pileg memilih parpol lainnya. Bebas saja, santai dan santuy saja.
Untuk kasus Yenny Wahid, keputusannya untuk mendukung pasangan Ganjar-Mahfud, menurut keterangannya sendiri lantaran faktor Mahfud MD yang orang NU.
Lagi pula Mahfud kita tahu adalah “orangnya Jokowi” yang giat untuk menggolkan RUU Perampasan Aset Koruptor serta RUU Pembatasan Transaksi Uang Kartal. Hal ini sejalan dengan upaya PSI (Partai Solidaritas Indonesia) tempat dimana suaminya (Bro Dohir Farizi) bernaung dan bahkan jadi caleg dalam kontestasi Pemilu 2024 nanti.
Niatan Mahfud untuk menggolkan RUU Perampasan Aset Koruptor dan RUU Pembatasan Transaksi Uang Kartal ini kita tahu mendapat hambatan dari DPR yang sekarang.
Ini bakal mejadi tantangan tersendiri bagi Mahfud. Karena kemungkinan besar mendapat resistensi dari partai koalisinya sendiri (juga dari parpol koalisi lawannya). Tapi sudah jelas akan mendapat dukungan dari PSI, karena selama ini hanya PSI satu-satunya parpol yang giat untuk mempromosikan RUU ini.
Soal lain yang membuat Yenny Wahid ikut dalam koalisi parpol yang mendukung dan mengusung Ganjar-Mahfud adalah faktor Muhaimin Iskandar. Ini menurut kongkow-kongkow sambil ngopi di bawah rindangnya pohon beringin. Jadi bukan tebakan ilmiah dari banyak pengamat politik kondang. Santai dan santuy saja, nikmati gosip politiknya.
Begini, saat ini ada tiga kontestan pilpres, ada kemungkinan terjadi dua putaran, walau Prabowo-Gibran dan Ganjar-Mahfud masing-masing yakin menang satu putaran. Tapi kalau terjadi dua putaran, pertanyaannya koalisi Amin (Anies-Muhamin) bakalan berlabuh kemana?
Dan Yenny Wahid kita tahu tak berkenan dengan Muhaimin Iskandar. Karena faktor sejarah PKB, silahkan tanya Google atau pergi ke Perpustakaan Nasional untuk cari tahu soal ini.
Para partisipan grup bergosip ria di bawah pohon beringin tadi berkeyakinan bahwa Cak Imin kemungkinan besar tidak akan pergi ke koalisi Ganjar-Mahfud. Maka logislah kalau Mbak Yenny Wahid, untuk urusan pilpres, memilih untuk mendukung pihak yang potensial bakal jadi lawan Cak Imin di putaran kedua.
*Penulis adalah Direktur Eksekutif Lembaga Kajian Strategis Perspektif (LKSP) Jakarta
BERITA TERKAIT: