Sasaran operasi pasar adalah untuk menurunkan harga beras eceran tingkat konsumen akhir.
Perubahan operasi pasar seperti ini mengingatkan kepada sejarah Umar bin Khattab, yang memanggul beras sendiri ke rumah janda. Itu, agar sang ibu dapat memasak gandum dan anak-anaknya dapat tertidur setelah perutnya terisi makanan.
Bukan lelah menunggu ibunya memasak batu; sekedar untuk membangkitkan harapan kepada anak yang sedang lapar berat, supaya senantiasa tabah menunggu hingga masakan gandum telah matang.
Operasi pasar ditugaskan oleh Presiden Joko Widodo sejak Senin 11 September 2023. Akan tetapi, hingga posisi 13 September 2023 dijumpai harga rata-rata beras varietas IR seharga Rp 13.302 di pasar induk Cipinang Jakarta.
Posisi month to month pada harga beras varietas yang sama sebesar Rp 12.412. Posisi year on year sebesar Rp 10.149,6 tahun 2022 dan sebesar Rp 9.540,8 tahun 2021.
Artinya, harga beras belum turun, melainkan masih tertinggi. Meskipun demikian, khusus untuk harga beras rata-rata varietas Setra Ramos telah turun pada pasar modern dibandingkan harga beras varietas yang sama pada harga rata-rata pedagang besar beras di pasar induk Cipinang Jakarta.
Naiknya harga beras ini berdampak mengurangi keranjang belanja rumah tangga. Beralihnya membeli harga beras yang lebih mahal ke lebih murah, antara lain membuat anak-anak kurang nafsu makan.
Anak-anak menjadi lebih suka jajan dan meminta asupan makanan kuliner di luar rumah. Akibatnya, belanja rumah tangga untuk makanan menjadi naik dan menggerus tabungan.
Pada sisi yang lain, kenaikan harga beras membuat ambang batas penduduk pra sejahtera segera terlampaui; selama kemiskinan masih diukur menggunakan kesetaraan pada konsumsi asupan pangan nasi maupun asupan gizi dari nasi.
Meskipun demikian, harga beras yang masih naik menimbulkan manfaat positif untuk usaha kuliner.
Harga beras masih naik dan tertinggi, antara lain karena stok beras di gudang beras pasar induk Cipinang Jakarta masih terendah. Posisi stok beras year on year sebesar 25,39 ton per September 2023, sedangkan 39,58 ton tahun 2022 dan 36,55 ton tahun 2021.
Itu sekalipun pengiriman beras telah dimobilisasi ke sumber dari DKI Jakarta sebesar 63,01 persen, antar pulau sebesar 19 persen, dan Tangerang sebesar 7 persen, dan sisanya dari sumber pengiriman lainnya.
Penulis adalah peneliti Institute for Development of Economics and Finance (Indef), yang juga pengajar Universitas Mercu Buana
BERITA TERKAIT: