Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Transformasi Pertamina Menuju Masa Depan yang Lebih Baik

 OLEH: <a href='https://rmol.id/about/khalid-zabidi-5'>KHALID ZABIDI</a>
OLEH: KHALID ZABIDI
  • Selasa, 12 September 2023, 07:43 WIB
Transformasi Pertamina Menuju Masa Depan yang Lebih Baik
Gedung Pertamina/Net
PERTAMINA pada tahun 2022 telah membukukan laba sebesar 4,09 miliar dolar AS, meningkat 73 persen dibandingkan laba tahun 2021 sebesar 2,35 miliar dolar AS.

Hal ini tidak lepas dari kebijakan Pertamina di bawah kepemimpinan Direktur Utama Nicke Widyawati dan jajaran top manajemen yang sejak 2020 hingga 2021 berhasil melakukan upaya transformasi yang penting dalam organisasi, portofolio dan proses bisnis untuk mencapai efisiensi dan agility dalam berbisnis.

Pertamina melakukan transformasi melalui pembentukan beberapa Holding-Subholding seperti subholding Commercial and Trading untuk pemasaran dan niaga, subholding Power and NRE untuk bisnis energi baru terbarukan, subholding Integrated Marine Logistics untuk perkapalan, subholding Refinery and Petrochemicals untuk industri pengolahan, subholding Upstream untuk bisnis hulu, serta subholding Gas untuk bisnis midstream.

Belum lama, pada tahun-tahun pandemi Covid-19, yaitu tahun 2020 dan 2021, Pertamina mengalami apa yang disebut oleh Nicke Widyawati sebagai Triple Shock. Pertama, turunnya demand sebesar 25 persen rata-rata nasional kota-kota besar, fluktuasi harga minyak dunia yang dalam, dan depresiasi nilai tukar rupiah.

Saat itu pendapatan Pertamina turun hampir sebesar 25 persen, namun hal itu tidak berlangsung lama, Pertamina melakukan efisiensi di berbagai hal dan tentu juga langkah transformasi total sehingga membuahkan hasil yang baik sekarang ini.

Ibarat sebelumnya Pertamina adalah kapal yang besar, kuno dan lambat kini dengan adanya transformasi Pertamina memiliki 6 kapal baru, yang lincah, efisien dan kuat untuk mengarungi samudera baru.

Pada kesempatan yang lalu, Nicke Widyawati, Pertamina akan tetap 3 kapal dari 6 kapal barunya bergerak dengan model bisnis dan metode bisnis yang eksisting, setidaknya 10 sampai 15 tahun ke depan. Karena hingga hari ini Pertamina masih merupakan perusahaan migas nasional terbesar di Indonesia dengan menguasai 95 persen pasar retail dan 65 persen produksi migas nasional.

Kapal pertama yang harus tetap adalah subholding upstream atau hulu, komitmen Pertamina dalam 5 tahun ke depan akan menginvestasikan 60 persen pada sektor hulu untuk mengangkat atau memproduksi cadangan yang ada dan menambah cadangan.

Kapal kedua adalah subholding kilang (KPI) di sektor midstream ini diinvestasikan 20 persen untuk upgrade dan pembuatan kilang baru sehingga bisa menjaga kemandirian terhadap impor, efisiensi dalam produksi menekan emisi karbon, dan fleksibilitas tinggi terhadap crude menghasilkan kualitas bahan bakar minyak yang lebih baik. Ketiga adalah kapal subholding Commercial and Trading (Patra Niaga) sektor retail SPBU, SPBG dan Terminal migas.

Selain 3 kapal tersebut diatas yang tetap dijaga di bisnis Migas eksisting ada 3 kapal subholding lainnya, NRE yang mengembangkan potensi energi baru terbarukan, Geothermal, Biofuel, Solar Energy dan Baterai untuk kendaraan listrik.

Kapal selanjutnya adalah subholding gas yang menjadi jalan tengah transisi dari minyak ke EBT, terus mengembangkan infrastruktur perpipaannya. Kapal terakhir adalah subholding Integrated Marine Logistic mengembangkan virtual pipeline dan pelabuhan mengirimkan migas khususnya di kawasan Indonesia Timur.

Faktor pandemi menjadi momentum akselerasi transformasi selain melakukan efisiensi dan terobosan juga melakukan penemuan-penemuan baru baik secara organisasi, model bisnis dan metode bisnis. Dengan 6 subholding ini Pertamina berkomitmen pada 3 hal, menjaga bisnis yang ada tetap kuat, melakukan ekspansi bisnis baru dan melompat ke masa depan mengarah kepada transisi energi menuju pencarian dan pengembangan sumber-sumber energi baru terbarukan.

Transformasi Upaya Membuka Kunci Nilai-nilai Kebaruan

Transformasi di BUMN telah dicanangkan oleh Kementerian Negara BUMN yang digawangi oleh Menteri BUMN Erick Thohir sejak tahun 2016 yang lalu.

Erick Thohir melakukan empat transformasi di BUMN. Pertama, transformasi core value, kedua, infrastruktur, ketiga, aturan main, dan keempat, kesejahteraan pegawai.

Erick Thohir dalam upayanya melakukan transformasi di BUMN telah melakukan terobosan dalam penyederhanaan aturan dari 45 peraturan menteri menjadi tiga peraturan menteri.

Erick menilai pemangkasan aturan memudahkan dalam bekerja dan tidak ingin aturan yang ada justru membelenggu langkah Kementerian BUMN dalam memperbaiki BUMN.

Kerja Erick Thohir di BUMN memperlihatkan perbaikan kinerja yang merupakan bukti dari transformasi dan restrukturisasi berbasis harmoni yang berpedoman pada core value BUMN yang dilakukan Erick di perusahaan plat merah sudah berjalan sangat baik.

Proses transformasi Pertamina awalnya terjadi pada tahun 2018, yaitu transformasi holding migas Pertamina dilakukan ketika PGN bergabung dengan Pertamina, secara terus menerus dan konsisten bertahap telah menjadi arahan penting bagi perusahaan migas nasional Pertamina.

Di tengah situasi dunia yang penuh disrupsi yang belum pernah terjadi sebelumnya, turbulensi pasar akibat berbagai hal, transformasi kali ini sangat penting untuk menggerakkan nilai-nilai baru, membuka peluang-peluang baru untuk menggerakkan pertumbuhan ke arah pola efisiensi-efisiensi yang baru pula.

Semua transformasi mensyaratkan untuk berpikir ulang bagaimana perusahaan-perusahaan dapat menciptakan nilai-nilai baru di hari ini dan masa mendatang. Atau dengan kata lain, transformasi membutuhkan gagasan yang besar.

Mengapa demikian? Karena transformasi perlahan dan bertahap belum dan tidak cukup bagi kita bisa memenangkan dan meraihnya ditengah ketidakmenentuan disrupsi lingkungan bisnis yang secara terus-menerus berubah.

Tidak mudah memenangkan keadaan hari ini kecuali melakukan secara konsisten, disiplin dan terus menerus menjaga pertumbuhan perusahaan dengan kegesitan terobosan melakukan penemuan-penemuan baru sehingga dapat melahirkan perubahan yang mampu mengantisipasi masa depan yang lebih kokoh.

Transformasi bisnis yang efektif artinya harus bisa bertahan disertai daya upaya untuk mengejar peluang berdasarkan terobosan bisnis baru untuk menjawab tantangan geliat bisnis dan bergeraknya permintaan pasar dengan memberi arah yang tepat atas kompleksitas dan rumitnya peraturan-peraturan yang akan dihadapi.
 
Hari ini melakukan transformasi memakan waktu yang super cepat, kecepatan yang akan memusingkan, ibarat naik roller coaster, transformasi mensyaratkan integrasi dan penyesuaian tingkat tinggi, banyak dari kita tidak mempersiapkannya dengan baik.

Banyak inisiatif dalam upaya melakukan transformasi bisnis, biasanya bisa memakan waktu 3 sampai 5 tahun agar bisa tuntas, sekarang perusahaan harus melakukannya dalam waktu yang sangat singkat, 1 tahun bahkan kurang dari itu.

Bagaimana diketahui perusahaan menghadapi transformasi penuh kekhawatiran, harus berurusan dengan bergunung-gunung informasi, rentang kendali waktu yang mepet, keputusan yang tidak terhitung saking banyaknya yang sangat mempengaruhi semua aspek strategi dan operasi.

Resiko mengalami kegagalan memang besar di depan mata namun perusahaan harus bisa meletakan garis perbedaan untuk memastikan langkah penyesuaian walau langkah ini belum pernah diambil sebelumnya, demi masa depan perusahaan perlu keberanian untuk menentukan tujuan yang jelas. rmol news logo article

Penulis adalah peneliti dari Transformation Initiatives Forum

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA