Ibunda Angeline, Ana Mariana kepada pers, Jumat, 9 Juni 2023 heran, setelah mengetahui Angelina terakhir berada satu kamar dengan Rochmat di apartemen kawasan Gunung Anyar, Surabaya.
Di kamar apartemen itulah Rochmat diduga membunuh Angelina dengan cara dicekik. Ini berdasar pengakuan tersangka Rochmat kepada penyidik dari Polrestabes Surabaya.
Ana: “Rochmat itu guru ekstra kurikuler musik Angeline sejak SMA, empat tahun lalu. Setelah Angeline tamat SMA mereka pemain band, anak saya pemain gitar, sama dengan Rochmat. Band mereka sering pertunjukan.”
Dilanjut: “Saya enggak menyangka mereka begitu, sebab Rochmat punya istri punya anak. Angeline juga tidak pernah bilang mereka pacaran. Karena itu, kalau Rochmat minta izin saya mengajak Angeline main band, saya izinkan saja.”
Kasat Reskrim Polrestabes Surabaya, AKBP Mirzal Maulana kepada pers mengatakan, tersangka sudah mengakui membunuh AN lantaran sakit hati. “Lokasi pembunuhan di kamar apartemen Gunung Anyar,” katanya.
Kronologi perkara ini seperti diceritakan Ana, juga AKBP Mirzal, bermula pada Rabu, 3 Mei 2023 pagi. Angeline meninggalkan rumah, membawa mobil kakaknya, Mitsubishi Xpander warna abu-abu nopol L 1893 FY. Angeline menyetir sendiri.
Ana: “Dia pamit. Dia bilang: Ma, pagi ini aku ada kuliah. Ada ujian mid semester. Terus dia berangkat bawa mobil. Saya pikir, dengan bawa mobil pastinya akan pulang cepat.”
Angeline mahasiswi Fakultas Hukum, Universitas Surabaya (Ubaya) semester enam. Tahun depan mestinya lulus, karena pihak Ubaya menyatakan, IPK (Indeks Prestasi Kumulatif) Angeline sangat bagus.
Ternyata hari itu sampai malam, Angeline belum pulang. Ortu gelisah. Tidak biasanya Angeline begitu. Ke mana-mana selalu izin ortu, memberitahu posisi. Kali ini dia tidak pulang, HP-nya tidak bisa dihubungi.
Esoknya, ortu menghubungi semua teman kuliah Angeline. Satu-satu teman kuliah Angeline dihubungi pihak keluarga. Ayah, ibu, kakak dan adik Angeline (anak ke dua dari tiga bersaudara) menghubungi semua teman Angeline.
Dari situ diketahui, Angeline memang hadir di kampus Ubaya. Ikut ujian. Membawa mobil Xpander. Menjelang siang, pulang.
Keluarga panik. Pencarian Angeline juga dilakukan kerabat. Om dan tante serta kerabat yang lain ikut mencari. Baik melalui telepon, juga mendatangi rumah teman-teman Angeline.
Satu informasi penting muncul. Seorang teman wanita Angeline mengatakan ke Ana, dia sempat melihat Angeline bersama pria di apartemen di Gunung Anyar. Ana lalu bertanya balik, detail ciri-ciri pria yang dilihat bersama Angeline. Itulah ciri Rochmat.
Ana: “Saya kaget sekali, marah sekali. Saya pikir, Rochmat sudah melarikan anak saya. Bawa kabur anak saya. Padahal ia pria beristri beranak.”
Jumat, 5 Mei 2023 pihak keluarga melapor polisi. Masuk laporan orang hilang. Sejak itu pula keluarga menyebarkan info orang hilang di medsos, sambil terus mencari tahu keberadaan Angeline.
Ana fokus pada Rochmat. Lantas, keluarga mencari Rochmat. Ketemu di kawasan Penjaringansari, Rungkut, Surabaya. Rochmat ditemui Ana dan tantenya Angeline bernama Maria.
Ana: "Katanya Rochmat enggak tahu (keberadaan korban). Katanya, ia terakhir ketemu Angeline November 2022.”
Maria mengamati detail ekspresi Rochmat ketika ditanya Ana. Menurut Maria, Rochmat bicara gugup. Juga grogi dengan tanda-tanda, suka menggerakkan tangan. Jarinya diputar-putar di baju. Maria menduga, ada sesuatu yang disembunyikan Rochmat.
Tapi, tanpa bukti mereka tidak bisa menuduh. Apartemen yang disebutkan teman Angeline itu (apartemen Gunung Anyar) berada di kawasan Rungkut juga. Atau, satu kecamatan dengan tempat Rochmat ditemui Ana dan Maria.
Kecurigaan keluarga terhadap Rochmat meningkat. Itu dilaporkan ke polisi. Juga dilaporkan, bahwa teman Angeline sempat melihat Angeline bersama Rochmat di apartemen Gunung Anyar.
Polisi tidak langsung mengejar Rochmat. Melainkan mencari bukti. Mendatangi apartemen itu. Diselidiki rinci. Terutama rekaman CCTV.
Dari CCTV tampak, Angeline dan Rochmat datang ke apartemen itu naik Xpander abu-abu. Satu temuan awal.
Polisi ingin memastikan identitas orang di CCTV, dengan meminta keluarga Angeline melihat rekaman CCTV itu. Dibenarkan, bahwa itulah Angeline dan Rochmat.
Polisi segera memburu Rochmat, yang sudah kabur dari rumahnya. Diburu intensif. Maka, sebulan dari saat laporan orang hilang, Rochmat ditangkap polisi di Malang. Diinterogasi, tidak mengaku.
Polisi melakukan konfrontir ke rekaman CCTV. Rochmat tak berkutik.
Ia mengakui, membunuh Angeline dengan cara dicekik di apartemen tersebut. Lalu, mayatnya dimasukkan koper. Koper dibungkus karung plastik putih. Diikat lakban secara ketat. Dimasukkan mobil Xpander, dibawa ke arah Pacet, Mojokerto.
Mayat terbungkus rapi itu dibuang ke jurang Gajah Mungkur, Pacet, di dekat pembuangan sampah kawasan hutan itu. Jurang sedalam sekitar 30 meter. Tapi, bungkusan itu nyangkut di batang pohon pada kedalaman sekitar 20 meter dari titik pihak pembuangan.
Polisi langsung menggelandang Rochmat menuju kawasan Pacet, untuk menunjukkan titik lokasi pembuangan mayat.
Rabu, 7 Juni 2023 polisi di Polrestabes Surabaya mengontak petugas keamanan hutan Tahura, Raden Soerjo Syaiful Afif. Polisi memberitahukan, minta bantuan tim keamanan hutan untuk bersiap mencari mayat dibungkus karung putih. Pada posisi jurang Gajah Mungkur jalur Cangar-Pacet.
Pihak petugas keamanan hutan segera siap. Petugas sudah mengidentifikasi bungkusan di kedalaman 20 meter itu sejak beberapa hari sebelumnya.
Petugas tidak mengambil, sebab selain dalam, juga dikira bungkusan sampah. Karena lokasi itu dekat pembuangan sampah.
Polisi tiba di lokasi pukul 13.00, jenazah dievakuasi bersama Tim Tahura. Langsung dibawa ke RSUD Dr Soetomo Surabaya.
Polisi bertanya motif tersangka membunuh. Dijawab, tersangka kesal karena minta utang duit ke korban tapi tidak diberi.
AKBP Mirzal: “Sementara, motif sesuai pengakuan tersangka adalah minta utang ke korban tidak diberi. Juga tersangka melarikan mobil Xpander milik korban, dan sudah digadaikan.”
Rochmat masih disidik lebih lanjut. Polisi menggali, apakah ada tersangka lain? Dari segi fisik tersangka dan korban, tampaknya tersangka bisa membunuh sendirian sekaligus membuang jasad korban.
Mengherankan, Angeline sudah empat tahun kenal dan diduga pacaran dengan Rochmat. Mestinya, Angeline tahu bahwa asmara terlarang itu membahayakan. Juga pastinya Angeline paham karakter Rochmat. Mengapa dia mau?
Sheila Isenberg dalam bukunyi berjudul “
Women Who Love Men Who Kill” (New York, 1991) mengulas, mengapa banyak wanita nekat menjalin intim dengan pria yang diketahui kriminal atau berpotensi kriminal. Buku ini
best seller di Amerika Serikat (AS) karena hasil riset dan tema itu unik.
Isenberg kelahiran Hudson, Negara Bagian New York, AS, 1943, mantan wartawan kriminal. Risetnya yang dibukukan itu bermula dari keheranan Isenberg pada wanita yang mau menikah dengan pembunuh sadis yang sudah dipenjara, seperti Theodore Bundy, Christ Watts, Charles Manson, Jeffrey Dahmer.
Lalu, Isenberg mewawancarai 35 wanita yang menjalin cinta dengan penjahat dan pria yang berpotensi jadi penjahat. Isenberg melakukan observasi partisipatif, atau penelitian terlibat. Narasumbernya didekati, hidup bersama dalam
interview sampai beberapa pekan. Satu per satu.
Hasilnya, para wanita itu bukan orang bodoh. Rata-rata berpendidikan tinggi. Bahkan, ada juga pengacara wanita terkenal di sana. Mau terlibat intim, bahkan jatuh cinta pada penjahat atau calon penjahat.
Isenberg: “Banyak wanita yang rentan terhadap hubungan ini, tahu persis apa yang mereka hadapi. Mereka juga tahu, risiko apa yang bakal dihadapi. Tapi mereka rela mengorbankan segalanya demi cinta tanpa harapan atau janji, atau penyempurnaan.”
Dilanjut: “Para wanita itu merasa, melihat sosok perkasa yang dikira bisa melindungi. Padahal, mereka tahu bahwa pria itu pembunuh atau berkarakter seperti pembunuh. Kalau si pembunuh sudah dipenjara, para wanita itu merasa bisa mengendalikan pria macho itu, yang sudah terbelenggu penjara.”
Kesimpulan yang kurang logis itu, menarik minta media massa di sana mewawancarai Isenberg.
Dikutip dari
Mirror, 2 Juni 2019 bertajuk “
From Ted Bundy to Charles Manson: Why women fall in love with serial killers”, Isenberg mengungkap lebih detail. Bahwa para wanita berpendidikan tinggi itu, lebih dari separo responden, punya masa lalu kelam.
Isenberg menyimpulkan, masa lalu para respondennya pernah mengalami
bullying, baik fisik atau mental. Sehingga mencari kompensasi psikologis, dekat dan jatuh cinta pada pria kejam, atau pembunuh.
Tapi, di kasus pembunuhan Angeline belum diungkap polisi, apakah tersangka dan korban terjalin asmara. Polisi belum ngomong begitu. Keluarga korban juga tidak tahu hal itu. Meskipun sudah terbukti melalui CCTV, bahwa mereka berada di kamar apartemen Gunung Anyar.
Setidaknya, buku Isenberg sampai kini jadi rujukan di Amerika atas keheranan orang terhadap wanita yang mau dekat dan bercinta dengan pria penjahat atau berpotensi penjahat.
Penulis adalah Wartawan Senior
BERITA TERKAIT: