Tahun ini Ipoh, Ibukota Perak ketempatan peringatan Hawana 2023 yang diresmikan oleh PM Malaysia Anwar Ibrahim, di Casuarina Convention Center, Minggu (28/5) siang.
Sejak Sabtu pagi wartawan dari pelbagai pelosok Malaysia telah tiba di Ipoh mengikuti serangkaian kegiatan Hawana 2023 di kota itu. Ada pameran pers, seminar multimedia "Media Forum 2023", dan pelbagai kegiatan lain yang melibatkan interaksi dengan masyarakat.
Media Forum mengangkat tema “
The Future Of Media" berlangsung Minggu (28/5) dibuka oleh Menteri Komunikasi dan Digital Malaysia, Ahmad Fahmi Mohamed Fadzil. Satu sesi forum itu menampilkan 4 panelis, antaranya dari Indonesia, M Taufiqurrahman (Pemred
Jakarta Post) bersama pimpinan media setempat Nicholas Sagau, M Kadri Taib, dan Sheila Shanmugam.
Hawana -- semacam Hari Pers Nasional di Indonesia -- baru untuk ketiga kali diselenggarakan wartawan Malaysia, dimulai 2018, di masa pemerintahan PM Najib Razak. Sempat terhenti karena pergolakan politik di negeri jiran itu, juga oleh pandemi Covid-19. Yang kedua, diselenggarakan tahun lalu di Melaka yang diresmikan oleh PM Perdana Menteri Seri Ismail Sabri Yaakob.
Tiga kali penyelenggaraannya saya dan beberapa kawan wartawan dari Jakarta diundang mengikuti langsung peringatan hari wartawan Malaysia itu. Hawana mengabadikan hari kelahiran surat kabar "Utusan Melayu" 29 Mei 1939.
Utusan Melayu adalah surat kabar pertama berbahasa Melayu, yang sepenuhnya dimiliki, dibiayai dan dikerjakan oleh Bumi Putera (pribumi).
Hawana 2023 IstimewaMenarik mengikuti sejarah koran Utusan Melayu karena ternyata modal penerbitan koran itu hasil patungan para guru, nelayan dan supir taksi. Datuk Zakaria A. Wahab, wartawan senior Malaysia menjemput kami di KLIA Sabtu (26/5) pagi dan satu mobil ke Ipoh, Perak. Mantan Pemred Kantor Berita Bernama Malaysia dan Penasihat/Pendiri ISWAMI (Ikatan Setiakawan Wartawan Malaysia -Indonesia) menceritakan ihwal Hawana.
Dalam satu kesempatan di depan rombongan delegasi Indonesia, Asro Kamal Rokan, Arifin Asydhad, Uni Z Lubis, Taufiqurrahman, Syamsuddin, serta Prof OK Saidin SHMhum (Guru Besar Fakultas Hukum USU) dan Faris Saleh (Univ Amir Hamzah Medan), Zakaria bercerita Hawana diilhami oleh peringatan Hari Pers Nasional di Indonesia. Ia bersama rombongan wartawan Malaysia tiap tahun menghadiri HPN satu dasawarsa terakhir di berbagai kota di Indonesia.
"Rangkaian acara Hawana sekarang pun diilhami kegiatan HPN. Tinggal satu yang belum terealisai. Yaitu pembentukan Persatuan Wartawan Malaysia, seperti PWI di Indonesia," ungkapnya.
Dalam tulisan, "
Sempena Hari Wartawan Nasional 2023: Ke Mana Arah Wartawan Malaysia?" Zakaria menulis setelah PWM disetujui pemerintah, kini tinggal memilih pengurusnya.
"Ini tidak mudah, karena wartawan di Malaysia sudah memiliki masing-masing organisasi menurut minat dan perhatiannya. Tapi kami optimis pengurus PWM segera terbentuk," harapnya.
Dibandingkan dua kali sebelumnya, Hawana tahun ini istimewa. Tamu undangan dijamu langsung oleh Raja Perak Sultan Nazrin Shah di Istananya seluas dua hektar yang dibangun tahun 1933. Istana itu merupakan Istana resmi Raja-Raja Memerintah Negeri Perak Darul sejak tahun 1933. Terletak di Bukit Chandan, Kuala Kangsar, Istana Iskandariah menjadi mercu tanda bagi sistem Raja Berperlembagaan dan Kesultanan Negeri Perak.
Ariyati dan WiduriJamuan malam Sultan diiringi lagu-lagu Indonesia, selama acara berlangsung. Lagu "
Aryati" atau "
Widuri" yang dinyanyikan amat merdu membuat kami serasa di Tanah Air. Lagu-lagu itu dibawakan oleh grup musik "Begema 5 Batak Band". Lima awaknya: Anggie, Yoyok Adiwaluya, Hilman Siregar, Darwin Nababan, Winter Siregar.
Grup itu merupakan Home Band Hotel Concorde, Kuala Lumpur. Mereka mendapat pesanan langsung menyanyikan lagu-lagu Indonesia dari Sultan Perak. Termasuk pilihan judul lagu-lagunya. Acara pun ditutup dengan lagu "
Gelang Sipaku Gelang", yang sekaligus mengiringi Raja meninggalkan acara jamuan yang menghidangkan banyak menu Indonesia.
Raja Perak Nazrin Muizzuddin Shah kelahiran 27 November 1956. Ia memegang tahta Sultan Perak pada 29 Mei 2014 setelah sang ayah, Sultan Azlan Muhibbudin Shah ibni Almarhum Sultan Yusuff Izzudin Shah Ghafarullahu-lahu wafat. Berpostur tinggi besar dengan kulit putih bersih, Sultan bagai bintang bersinar malam itu. Ia dikelilingi 300 wartawan undangan jamuan di akhir acara.
Sekitar setengah jam dia sediakan waktu untuk berfoto dengan tamu, foto bersama maupun foto- foto selfie. Asal tahu saja, sesi foto itu diinisiasi oleh delegasi Indonesia. Presiden Iswami Indonesia, Asro Kamal Rokan yang membisiki Sultan, dan Sultan pun merespons ramah. Bahkan ikut memenuhi anjuran siapa saja berfoto dengan gaya yang dimaui. Semoga Sultan senantiasa diberkahi kesehatan.
BERITA TERKAIT: