Bersyukur saya yang hanya alumni Secapa pernah ditugaskan menjadi Sekretaris Pribadi (Spri)
wong agung Jenderal Besar Soeharto mendampingi di hari-hari yang sulit. Tiada hari tanpa demo, bahkan sering menghalau demonstran yang merangsek ke kediaman beliau.
Menjelang akhir hayatnya, beliau banyak difitnah terutama oleh keluarga eks PKI dan kelompok yang pro PKI, bahkan majalah TIME ikut memfitnah Pak Harto
nyimpan uang triliunan di Bank Swiss.
Pak Harto menantang semua orang, semua pihak yang memfinahnya. Jika ada sepeserpun uangnya di Bank Swiss silakan ambil. Dan Presiden Gus Dur ketika itu perintahkan Jaksa Agung lidik ke Swiss dan lain-lain. Dan memanggil saya dan kapolri untuk perencanaannya.
Walhasil Jaksa Agung tidak temukan simpanan apapun dari Pak Harto di Bank Swiss dan Pak Harto menuntut hukum majalah TIME dan TIME divonis bersalah dan didenda.
Di dalam negeri juga difitnah sebagai Pelanggar HAM. Tapi penuduh tak bisa buktikan bahkan berkat bapak, Indonesia nggak ada perang antar suku, nggak ada penistaan agama, nggak ada pembantaian, nggak ada pembakaran masjid dan lain lain.
Dikau disebut kejam. Tapi berkat bapak juga Indonesia nggak ada teroris, nggak ada Bom Bali, nggak ada kriminalisasi ulama dan lain-lain
Dikau disebut koruptor. Tapi berkat bapak pembangunan pesat di segala bidang. Bahkan bisa
nyaur utang tinggalan presiden sebelumnya.
Difitnah penindas rakyat. Tapi berkat bapak petani subur hidup makmur, swasembada pangan.
Kalau bapak koruptor hebat selama 33 tahun berkuasa, seharusnya bapak jadi orang terkaya di dunia. Tapi dikau hidup sangat sederhana, makan pun seadanya dengan kesukaannya sayur lodeh dan tempe garit.
Dikau dituduh dalang PKI. Tapi berkat bapak PKI tak berkutik. Bila tuduhan itu benar, bapak pasti sudah dihabisi Jendral Nasution waktu itu. Dan 33 tahun Indonesia di tangan bapak seharusnya NKRI sudah menjadi negara komunias.
Dikau disebut tak bermoral. Tapi era bapak Indonesia ngga jadi sarang narkoba, nggak ada yang berani mau akui LGBT, nggak ada yang sebut pesantren sarang teroris, hafidz Quran dan masjid sumber radikal, nggak ada yang rendahkan TKI lalu diganti TKA. Nggak ada rasisme, nggak ada BuzerRp!
Dikau disebut pengkhianat bangsa. Tapi sejengkal tanah pun negara lain nggak ada yang berani ganggu, nggak ada kapal-kapal asing bebas masuk ke laut kita. Timor Timur tak akan lepas. BUMN kapal tanker, Indosat, pulau nggak akan dijual.
Dan faktanya ratusan juta rakyat mencintaimu. Berjuta rakyat antar pemakamanmu dan kini hampir semua rakyat Indonesia merindukanmu, selalu mengenang sesanti bapak dengan gambar bapak senyum sumringah. “Enak Jamanku To!â€.
Bagiku dikau adalah “macan Asia†sampai saat ini belum ada yang bisa menjadi sepertimu.
Kini yang ada hanya silih hujat, silih dengki, silih caci. hingga Apapun masalhnya selalu radikalisme jadi kambing hitamnya. Fitnah sana sini.
Ruwet, ruwet, ruwet. ruwet! Nggak bisa membangun malah utang yang menggunung.
Mengenang hari wafatnya Bapak Pembangunan Indonesia. 27 Januari 2008 hingga 27 Januari 2021.
Semoga bapak bahagia di alam baka. Terima kasih untuk semua karya bapak dalam membangun Bangsa termasuk 999 masjid dan infrastruktur beribu-ribu km tersebar di seluruh NKRI dan lain-lain sebagai amal jariyyah yang pahalanya terus ngalir deras hingga yaumil kiyamah.
Alfatihah untuk Bapak Pembangunan Jendral Besar Soeharto !!!
Aaamien.
AT. Digdoyo
Sekretaris pribadi Soeharto
BERITA TERKAIT: